Jakarta: Tenda pengungsian di kolong Tol Becakayu, Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, tidak dibongkar walau banjir telah surut. Sebab, cuaca ekstrem dan tinggi muka air di aliran Kali Sunter Hulu yang terhubung dengan kali dekat permukiman RW 04 berstatus siaga II.
"Tenda enggak dilepas, tunggu sampai aman. Ada tiga tenda untuk posko pengungsian di sepanjang kolong Tol Becakayu," kata Ketua RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Irwan Kurniadi, saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Selasa, 23 Februari 2021.
Irwan menjelaskan banjir menerjang RW 04 dan wilayah sekitar pada Sabtu, 20 Februari 2021. Sebanyak 1.000 warganya mengungsi.
Baca: Sampah Sisa Banjir di Cipinang Melayu Mulai Diangkut
Pada Minggu, 21 Februari 2021, banjir setinggi 3 meter yang menggenangi wilayah tersebut mulai surut. Warga mulai membersihkan rumah dan lingkungan dari lumpur yang dibawa banjir.
Tenda pengungsian tidak segera dibongkar karena tinggi muka air Kali Sunter Hulu berstatus siaga II pada Senin, 22 Februari 2021. Hingga pukul 07.30 WIB, Selasa, 23 Februari 2021, Sistem Peringatan Dini Banjir DKI Jakarta pun mencatat tinggi muka air Kali Sunter Hulu berada di 216 sentimeter atau masih bertahan di status siaga II.
Irwan sudah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melanjutkan proyek normalisasi Kali Sunter. Pembebasan lahan di sekitar lokasi sempat terhenti sejak 2014. Proyek seharusnya dapat dilanjutkan setelah pembebasan lahan dimulai kembali akhir 2020.
"Minimal dengan adanya normalisasi, kalau pun (debit air Kali Sunter) nanti melampaui batas masih bisa dipompa. Minimal kalau hujan kecil, enggak banjir wilayah kita," harap Irwan.
Jakarta: Tenda pengungsian di kolong Tol Becakayu, Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar,
Jakarta Timur, tidak dibongkar walau banjir telah surut. Sebab, cuaca ekstrem dan tinggi muka air di aliran Kali Sunter Hulu yang terhubung dengan kali dekat permukiman RW 04 berstatus siaga II.
"Tenda enggak dilepas, tunggu sampai aman. Ada tiga tenda untuk posko pengungsian di sepanjang kolong Tol Becakayu," kata Ketua RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Irwan Kurniadi, saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Selasa, 23 Februari 2021.
Irwan menjelaskan banjir menerjang RW 04 dan wilayah sekitar pada Sabtu, 20 Februari 2021. Sebanyak 1.000 warganya mengungsi.
Baca:
Sampah Sisa Banjir di Cipinang Melayu Mulai Diangkut
Pada Minggu, 21 Februari 2021,
banjir setinggi 3 meter yang menggenangi wilayah tersebut mulai surut. Warga mulai membersihkan rumah dan lingkungan dari lumpur yang dibawa banjir.
Tenda pengungsian tidak segera dibongkar karena tinggi muka air Kali Sunter Hulu berstatus siaga II pada Senin, 22 Februari 2021. Hingga pukul 07.30 WIB, Selasa, 23 Februari 2021, Sistem Peringatan Dini Banjir DKI Jakarta pun mencatat tinggi muka air Kali Sunter Hulu berada di 216 sentimeter atau masih bertahan di status siaga II.
Irwan sudah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melanjutkan proyek normalisasi Kali Sunter. Pembebasan lahan di sekitar lokasi sempat terhenti sejak 2014. Proyek seharusnya dapat dilanjutkan setelah pembebasan lahan dimulai kembali akhir 2020.
"Minimal dengan adanya normalisasi, kalau pun (debit air Kali Sunter) nanti melampaui batas masih bisa dipompa. Minimal kalau hujan kecil, enggak banjir wilayah kita," harap Irwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)