Jakarta: Revitalisasi trotoar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, diklaim telah disosialisasikan. Salah satunya di Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan. Sosialisasi dilakukan bersama Dinas Bina Marga, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan perwakilan lima rukun warga (RW).
"Kita sudah sosialisasi. Yang datang ada dari lembaga (swadaya) masyarakat dan lima RW di bawah Kelurahan Bangka. Harapannya (informasi) diturunkan ke bawah (masyarakat)," tutur Kepala Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kelurahan Bangka, Amalia Primarini, di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2019.
Tak hanya itu, pihaknya beserta Dinas Bina Marga juga mengklaim sudah melakukan sosialisasi dengan 30-50 pengusaha yang terdampak revitalisasi. Sebab sedikit lahan mereka akan digunakan untuk pembangunan pedestrian.
"Disosialisasikan nanti akan mengambil lahan mereka sedikit, apakah ada keberatan atau tidak. Sejauh ini mereka setuju karena membantu usaha mereka juga," terang Amalia.
Terkait imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penggunaan shuttle bus dan pembatasan kendaraan pribadi, hal itu belum dilaksanakan. Pertimbangannya, kata Amalia, kondisi masyarakat di kawasan terdampak revitalisasi.
Baca juga: Revitalisasi Trotoar Kemang Minim Sosialisasi
"Sementara programnya baru pedestrian dan pengaturan parkir," ungkapnya.
Amalia menambahkan Pemprov DKI bakal melakukan sosialisasi kembali dengan kelurahan setempat mengenai wacana tersebut. Sosialisasi bakal dilakukan akhir pekan ini.
Sementara itu sejumlah warga mengaku belum pernah mendengar rencana revitalisasi kawasan Kemang. "Saya enggak tahu, yang saya tahu itu lagi ada perbaikan pipa saja," ujar Rendi, 34, warga Jalan Kemang III.
Ia meminta Pemprov DKI melakukan sosialisasi secara komprehensif. Terutama dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Rendi mengaku kaget ada rencana pembatasan kendaraan di kawasan Kemang. Pelebaran trotoar hingga tiga meter dan penggunaan shuttle bus untuk keliling Kemang, kata Rendi, harusnya sudah diinformasikan.
Hal serupa diungkapkan warga lainnya, Hayati, 28, yang mengaku keberatan jika akses kendaraan di Kemang dibatasi. "Gimana kalau mau jemput anaknya bos saya, terus nanti pulangnya gimana. Ribet mas," ujarnya.
Jakarta: Revitalisasi trotoar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, diklaim telah disosialisasikan. Salah satunya di Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan. Sosialisasi dilakukan bersama Dinas Bina Marga, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan perwakilan lima rukun warga (RW).
"Kita sudah sosialisasi. Yang datang ada dari lembaga (swadaya) masyarakat dan lima RW di bawah Kelurahan Bangka. Harapannya (informasi) diturunkan ke bawah (masyarakat)," tutur Kepala Unit
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kelurahan Bangka, Amalia Primarini, di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2019.
Tak hanya itu, pihaknya beserta Dinas Bina Marga juga mengklaim sudah melakukan sosialisasi dengan 30-50 pengusaha yang terdampak revitalisasi. Sebab sedikit lahan mereka akan digunakan untuk pembangunan pedestrian.
"Disosialisasikan nanti akan mengambil lahan mereka sedikit, apakah ada keberatan atau tidak. Sejauh ini mereka setuju karena membantu usaha mereka juga," terang Amalia.
Terkait imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penggunaan
shuttle bus dan pembatasan kendaraan pribadi, hal itu belum dilaksanakan. Pertimbangannya, kata Amalia, kondisi masyarakat di kawasan terdampak revitalisasi.
Baca juga:
Revitalisasi Trotoar Kemang Minim Sosialisasi
"Sementara programnya baru pedestrian dan pengaturan parkir," ungkapnya.
Amalia menambahkan Pemprov DKI bakal melakukan sosialisasi kembali dengan kelurahan setempat mengenai wacana tersebut. Sosialisasi bakal dilakukan akhir pekan ini.
Sementara itu sejumlah warga mengaku belum pernah mendengar rencana revitalisasi kawasan Kemang. "Saya enggak tahu, yang saya tahu itu lagi ada perbaikan pipa saja," ujar Rendi, 34, warga Jalan Kemang III.
Ia meminta Pemprov DKI melakukan sosialisasi secara komprehensif. Terutama dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Rendi mengaku kaget ada rencana pembatasan kendaraan di kawasan Kemang. Pelebaran trotoar hingga tiga meter dan penggunaan
shuttle bus untuk keliling Kemang, kata Rendi, harusnya sudah diinformasikan.
Hal serupa diungkapkan warga lainnya, Hayati, 28, yang mengaku keberatan jika akses kendaraan di Kemang dibatasi. "Gimana kalau mau jemput anaknya bos saya, terus nanti pulangnya gimana. Ribet mas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)