medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta merancang aplikasi khusus untuk kaum hawa. Aplikasi ini diharapkan bisa memudahkan perempuan untuk melaporkan segala kekerasan yang mereka alami.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan aplikasi ini sebagai upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota aman bagi perempuan dan anak.
"Kita harus all out. Saat ini kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak menjadi hal utama," ujar Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Oktober 2017.
Nantinya, lanjut dia, aplikasi terhubung dengan Jakarta Smart City dan unit reaksi cepat. "Aplikasi yang bisa mereka pegang seperti hot button. Nanti langsung terhubung ke Jakarta Smart City dan unit reaksi cepat. Kalau ada tindak kekerasan tinggal pencet (aplikasi)," terangnya.
Menurut Sandi, pola diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan juga dapat dihilangkan jika perempuan mandiri dan hebat. Sandi mendefinisikan kemandirian dengan memberi kesempatan kepada perempuan berperan di dalam kantung-kantung kekuatan ekonomi baru. Sandi juga berniat memfasilitasi perempuan mengakses sarana pendidikan.
"Dengan pola gerakan ini, ke depan kita harapkan tidak ada lagi kekerasan-kekerasan terhadap perempuan," kata dia.
Baca: Sandi Ajak Warga dan Relawan Menjaga Keamanan
Sandi menegaskan pemberdayaan perempuan merupakan fokus yang khusus. Bahkan, di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mayoritas pelakunya adalah perempuan. Menurut Sandi, perempuan merupakan penggerak ekonomi di akar rumput.
"Tinggal mereka diberikan akses lahan usahanya, diberikan akses pelatihan, pendampingan, mentoring, dan akses terhadap pendanaan," tambah dia.
Baca: Jakarta Jadi Salah Satu Kota Paling tak Aman di Dunia
Survei Yayasan Thomson Reuters menyatakan Jakarta berada di peringkat sembilan dalam daftar kota besar (megacity) yang paling berbahaya di dunia untuk perempuan.
Penyusunan peringkat didasarkan pada kekerasan seksual, akses atas layanan kesehatan, praktik budaya, dan peluang ekonomi untuk kaum perempuan.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/yNLQAgWb" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta merancang aplikasi khusus untuk kaum hawa. Aplikasi ini diharapkan bisa memudahkan perempuan untuk melaporkan segala kekerasan yang mereka alami.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan aplikasi ini sebagai upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota aman bagi perempuan dan anak.
"Kita harus
all out. Saat ini kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak menjadi hal utama," ujar Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Oktober 2017.
Nantinya, lanjut dia, aplikasi terhubung dengan Jakarta Smart City dan unit reaksi cepat. "Aplikasi yang bisa mereka pegang seperti
hot button. Nanti langsung terhubung ke Jakarta Smart City dan unit reaksi cepat. Kalau ada tindak kekerasan tinggal pencet (aplikasi)," terangnya.
Menurut Sandi, pola diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan juga dapat dihilangkan jika perempuan mandiri dan hebat. Sandi mendefinisikan kemandirian dengan memberi kesempatan kepada perempuan berperan di dalam kantung-kantung kekuatan ekonomi baru. Sandi juga berniat memfasilitasi perempuan mengakses sarana pendidikan.
"Dengan pola gerakan ini, ke depan kita harapkan tidak ada lagi kekerasan-kekerasan terhadap perempuan," kata dia.
Baca: Sandi Ajak Warga dan Relawan Menjaga Keamanan
Sandi menegaskan pemberdayaan perempuan merupakan fokus yang khusus. Bahkan, di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mayoritas pelakunya adalah perempuan. Menurut Sandi, perempuan merupakan penggerak ekonomi di akar rumput.
"Tinggal mereka diberikan akses lahan usahanya, diberikan akses pelatihan, pendampingan, mentoring, dan akses terhadap pendanaan," tambah dia.
Baca: Jakarta Jadi Salah Satu Kota Paling tak Aman di Dunia
Survei Yayasan Thomson Reuters menyatakan Jakarta berada di peringkat sembilan dalam daftar kota besar (
megacity) yang paling berbahaya di dunia untuk perempuan.
Penyusunan peringkat didasarkan pada kekerasan seksual, akses atas layanan kesehatan, praktik budaya, dan peluang ekonomi untuk kaum perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)