Vaksinasi covid-19 di GOR Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin, 5 Juli 2021. Foto: Istimewa
URL Berhasil di Salin
Cegah Covid-19, WNA di Jaksel Inginkan Kemudahan Akses Vaksinasi
Aria Triyudha • 24 Juli 2021 00:37
Jakarta: Warga negara asing (WNA) di Pondok Pinang, Jakarta Selatan (Jaksel), mengharapkan akses vaksinasi untuk mencegah covid-19. Vaksin dinilai penting untuk membentengi diri dari virus korona.
"Kami seharusnya mendapatkan hak sama sebagai warga negara dunia karena vaksin itu berhak didapatkan semua orang," kata salah satu WNA, Richik Singh Bhau, dalam diskusi virtual, Jumat, 23 Juli 2021.
Menurut dia, vaksin menjadi bagian penting untuk perlindungan kesehatan di tengah pandemi covid-19. Namun, dia tidak mendapatkan informasi memadai tentang vaksinasi dari pemerintah Indonesia.
Perempuan asal India yang bekerja di sektor sumber daya manusia itu menyebutkan hal itu menyangkut kendala bahasa. Pasalnya, sebagian besar informasi vaksinasi disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Baca: Revisi Perda Covid-19 Disebut Muncul Karena Masalah Anggaran Satpol PP
Di sisi lain, pemerintah membatalkan vaksin berbayar. Keputusan ini dipandang menutup kesempatan warga asing untuk divaksinasi.
WNA lainnya, Dennis Faxholm, mengaku sudah memenuhi kewajiban terkait pajak maupun persyaratan administrasi lainnya. Namun, dia tidak mendapatkan akses vaksinasi.
Faxholm menduga ada diskriminasi terhadap WNA. Dia pun tak keberatan apabila harus membayar agar bisa divaksinasi.
Ketua RW 14 Pondok Pinang, Anton Ponto, mengatakan WNA yang tinggal di wilayahnya masih khawatir beraktivitas. Di sisi lain, mereka tidak bisa pulang ke negaranya.
"Karena larangan terbang,"ujar Anton.
Anton mengamini masalah yang dialami WNA di wilayahnya. Dia menilai mereka sepatutnya memiliki hak yang sama untuk divaksinasi atas dasar kemanusiaan.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/BxExvZ7vBA4" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Warga negara asing (WNA) di Pondok Pinang, Jakarta Selatan (Jaksel), mengharapkan akses vaksinasi untuk mencegah covid-19. Vaksin dinilai penting untuk membentengi diri dari virus korona.
"Kami seharusnya mendapatkan hak sama sebagai warga negara dunia karena vaksin itu berhak didapatkan semua orang," kata salah satu WNA, Richik Singh Bhau, dalam diskusi virtual, Jumat, 23 Juli 2021.
Menurut dia, vaksin menjadi bagian penting untuk perlindungan kesehatan di tengah pandemi covid-19. Namun, dia tidak mendapatkan informasi memadai tentang vaksinasi dari pemerintah Indonesia.
Perempuan asal India yang bekerja di sektor sumber daya manusia itu menyebutkan hal itu menyangkut kendala bahasa. Pasalnya, sebagian besar informasi vaksinasi disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah membatalkan vaksin berbayar. Keputusan ini dipandang menutup kesempatan warga asing untuk divaksinasi.
WNA lainnya, Dennis Faxholm, mengaku sudah memenuhi kewajiban terkait pajak maupun persyaratan administrasi lainnya. Namun, dia tidak mendapatkan akses vaksinasi.
Faxholm menduga ada diskriminasi terhadap WNA. Dia pun tak keberatan apabila harus membayar agar bisa divaksinasi.
Ketua RW 14 Pondok Pinang, Anton Ponto, mengatakan WNA yang tinggal di wilayahnya masih khawatir beraktivitas. Di sisi lain, mereka tidak bisa pulang ke negaranya.
"Karena larangan terbang,"ujar Anton.
Anton mengamini masalah yang dialami WNA di wilayahnya. Dia menilai mereka sepatutnya memiliki hak yang sama untuk divaksinasi atas dasar kemanusiaan.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.