Jakarta: Perayaan Tahun Baru Imlek di DKI Jakarta kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jakarta masih menghadapi pandemi covid-19.
Pandemi membuat penjualan alat sembahyang perayaan Imlek menurun. Hal ini dibeberkan salah seorang penjual alat sembahyang di Pasar Petak Sembilan, Jakarta Barat.
"Pandemi korona ini, (omzet) saya menurun 50-70 persen. Omzet biasanya satu minggu bisa Rp100 juta (saat Imlek), hari-hari biasa Rp50 juta. Sekarang enggak sampai," kata Pemilik Toko Sukaria Yoe Seng, Andri Kurniawan di Pasar Petak Sembilan, Jakarta Barat, Sabtu, 6 Februari 2021.
Andri mengatakan pendapatan toko menurun karena berkurangnya permintaan alat sembahyang di Vihara maupun Klenteng. Ini karena kegiatan ibadat dibatasi selama pandemi.
"Vihara sementara ini ya menurun sekali (permintaannya) karena enggak ada kegiatan di Vihara jadinya segala lilin-lilin besar semua mandek," kata dia.
Dia menyebut penjualan alat sembahyang masih tertolong karena permintaan perorangan. Warga yang merayakan Imlek masih melakukan kegiatan ibadat di rumah.
"Paling banyak (dibeli) dupa, kertas sembahyang, rutinitas yang tiap tahun dipakai untuk sembahyang leluhur, mereka sembahyang di rumah-rumah," ujar Andri.
Baca: Dihantam Pandemi, Pesanan Kue Khas Imlek Turun Hingga 50%
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga tidak bepergian saat libur panjang, Imlek. Dia tak mau ada lonjakan kasus covid-19, setelah Imlek yang jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021.
"Setiap selesai akhir pekan yang panjang, masa liburan, kasus covid selalu naik pada periode satu sampai dua minggu sesudah liburan itu," kata Anies dalam video YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021.
Dia mengimbau warga Jakarta tak keluar rumah maupun keluar kota hingga menghabiskan banyak waktu di dalam mobil untuk menghindari penularan antaranggota keluarga. Publik diminta menahan diri mengunjungi tempat-tempat keramaian.
Jakarta: Perayaan Tahun Baru Imlek di DKI Jakarta kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jakarta masih menghadapi
pandemi covid-19.
Pandemi membuat penjualan alat sembahyang perayaan Imlek menurun. Hal ini dibeberkan salah seorang penjual alat sembahyang di Pasar Petak Sembilan, Jakarta Barat.
"Pandemi korona ini, (omzet) saya menurun 50-70 persen. Omzet biasanya satu minggu bisa Rp100 juta (saat Imlek), hari-hari biasa Rp50 juta. Sekarang enggak sampai," kata Pemilik Toko Sukaria Yoe Seng, Andri Kurniawan di Pasar Petak Sembilan, Jakarta Barat, Sabtu, 6 Februari 2021.
Andri mengatakan pendapatan toko menurun karena berkurangnya permintaan alat sembahyang di Vihara maupun Klenteng. Ini karena kegiatan ibadat dibatasi selama pandemi.
"Vihara sementara ini ya menurun sekali (permintaannya) karena enggak ada kegiatan di Vihara jadinya segala lilin-lilin besar semua mandek," kata dia.
Dia menyebut penjualan alat sembahyang masih tertolong karena permintaan perorangan. Warga yang merayakan Imlek masih melakukan kegiatan ibadat di rumah.
"Paling banyak (dibeli) dupa, kertas sembahyang, rutinitas yang tiap tahun dipakai untuk sembahyang leluhur, mereka sembahyang di rumah-rumah," ujar Andri.
Baca:
Dihantam Pandemi, Pesanan Kue Khas Imlek Turun Hingga 50%
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga tidak bepergian saat libur panjang,
Imlek. Dia tak mau ada lonjakan kasus
covid-19, setelah Imlek yang jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021.
"Setiap selesai akhir pekan yang panjang, masa liburan, kasus covid selalu naik pada periode satu sampai dua minggu sesudah liburan itu," kata Anies dalam video
YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021.
Dia mengimbau warga Jakarta tak keluar rumah maupun keluar kota hingga menghabiskan banyak waktu di dalam mobil untuk menghindari penularan antaranggota keluarga. Publik diminta menahan diri mengunjungi tempat-tempat keramaian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)