medcom.id, Jakarta: Jaenuddin Ishaq asyik memainkan gawai di dalam bus Trans-Jabodetabek jurusan Bekasi-Plaza Senayan. Warga Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, itu tampak menikmati kenyamanan bus sepanjang perjalanan, dengan menurunkan sandaran kursi yang ia duduki.
Dari sisi penampilan, bus yang ditumpangi Jae, panggilan Jaenuddin Ishaq, tidak ada bedanya dengan bus lain, yang dipelopori Badan Pengelola Trans-Jabodetabek (BPTJ).
Yang membedakan ialah fasilitas dan penataan interiornya, terutama kursinya dengan model 2-2. Umumnya kursi pada bus umum Trans-Jabodetabek memakai model 'letter U'.
Baca: Transjabodetabek Premium Rute Bekasi Barat-Senayan Diuji Coba Besok
Setiap kursi dilengkapi sabuk pengaman dan tuas pengatur posisi sandaran kursi. Selain itu, akan dilengkapi dengan fasilitas tempat pengisi daya ponsel.
"Bus angkutan dalam kota yang punya fasilitas seperti ini sih memang baru ini, maka rasanya nyaman naik bus ini," tutur Jae sebagai salah satu penumpang bus premium yang melewati jalur khusus angkutan umum (JKAU) di bahu Tol Jakarta-Cikampek, Kamis 7 September 2017.
Bapak satu anak itu mengaku biasanya dari Bekasi menuju ke kantornya yang berada di sekitar Ratu Plaza, Jakarta Selatan, menghabiskan waktu tempuh sekitar 120 menit.
Namun, dengan bus premium tersebut hanya butuh waktu maksimal 70 menit. Tarif bus itu, untuk sekali perjalanan Bekasi Barat-Plaza Senayan, sebesar Rp20 ribu.
Baca: Dishub Bekasi Beri Catatan Evaluasi Transjabotabek
Ini memang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan tarif bus Trans-Jabodetabek reguler yanag hanya Rp5.000. Namun, kecepatan waktu tempuh dan fasilitas bus yang menyerupai mobil pribadi bisa menjadi pertimbangan warga untuk beralih menggunakan transpotasi umum itu.
Uji coba bus premium tersebut memanfaatkan JKAU di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek-tol dalam kota hingga keluar di pintu tol Semanggi (depan Kantor Polda Metro Jaya).
Karena belum ada rambu pendukung jalur lintasan tersebut, BPTJ memanfaatkan pengawalan voorijder dalam uji coba itu. Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyatakan uji coba JKAU saat ini memang belum bisa maksimal. "Sekarang ini masih mengandalkan bahu jalan dengan pengawalan voorijder, belum bisa melaju di tengah jalan," kata Bambang.
Bambang menjelaskan tujuan adanya jalur itu ialah untuk mendorong warga beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Ia memaparkan bahwa berdasarkan survei instansinya, pada 2017 jumlah mobilitas warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) ke Jakarta sebanyak 40 ribu orang setiap harinya.
Dari jumlah tersebut, baru sekitar 30 persen-nya yang menggunakan transportasi publik. "Sisanya masih tetap menggunakan kendaraan pribadi," urainya.
medcom.id, Jakarta: Jaenuddin Ishaq asyik memainkan gawai di dalam bus Trans-Jabodetabek jurusan Bekasi-Plaza Senayan. Warga Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, itu tampak menikmati kenyamanan bus sepanjang perjalanan, dengan menurunkan sandaran kursi yang ia duduki.
Dari sisi penampilan, bus yang ditumpangi Jae, panggilan Jaenuddin Ishaq, tidak ada bedanya dengan bus lain, yang dipelopori Badan Pengelola Trans-Jabodetabek (BPTJ).
Yang membedakan ialah fasilitas dan penataan interiornya, terutama kursinya dengan model 2-2. Umumnya kursi pada bus umum Trans-Jabodetabek memakai model 'letter U'.
Baca: Transjabodetabek Premium Rute Bekasi Barat-Senayan Diuji Coba Besok
Setiap kursi dilengkapi sabuk pengaman dan tuas pengatur posisi sandaran kursi. Selain itu, akan dilengkapi dengan fasilitas tempat pengisi daya ponsel.
"Bus angkutan dalam kota yang punya fasilitas seperti ini sih memang baru ini, maka rasanya nyaman naik bus ini," tutur Jae sebagai salah satu penumpang bus premium yang melewati jalur khusus angkutan umum (JKAU) di bahu Tol Jakarta-Cikampek, Kamis 7 September 2017.
Bapak satu anak itu mengaku biasanya dari Bekasi menuju ke kantornya yang berada di sekitar Ratu Plaza, Jakarta Selatan, menghabiskan waktu tempuh sekitar 120 menit.
Namun, dengan bus premium tersebut hanya butuh waktu maksimal 70 menit. Tarif bus itu, untuk sekali perjalanan Bekasi Barat-Plaza Senayan, sebesar Rp20 ribu.
Baca: Dishub Bekasi Beri Catatan Evaluasi Transjabotabek
Ini memang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan tarif bus Trans-Jabodetabek reguler yanag hanya Rp5.000. Namun, kecepatan waktu tempuh dan fasilitas bus yang menyerupai mobil pribadi bisa menjadi pertimbangan warga untuk beralih menggunakan transpotasi umum itu.
Uji coba bus premium tersebut memanfaatkan JKAU di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek-tol dalam kota hingga keluar di pintu tol Semanggi (depan Kantor Polda Metro Jaya).
Karena belum ada rambu pendukung jalur lintasan tersebut, BPTJ memanfaatkan pengawalan voorijder dalam uji coba itu. Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyatakan uji coba JKAU saat ini memang belum bisa maksimal. "Sekarang ini masih mengandalkan bahu jalan dengan pengawalan voorijder, belum bisa melaju di tengah jalan," kata Bambang.
Bambang menjelaskan tujuan adanya jalur itu ialah untuk mendorong warga beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Ia memaparkan bahwa berdasarkan survei instansinya, pada 2017 jumlah mobilitas warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) ke Jakarta sebanyak 40 ribu orang setiap harinya.
Dari jumlah tersebut, baru sekitar 30 persen-nya yang menggunakan transportasi publik. "Sisanya masih tetap menggunakan kendaraan pribadi," urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)