Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui adanya ketimpangan pemenuhan kebutuhan dasar atas air bersih di Ibu Kota. Ketimpangan terjadi terlihat dari warga yang ekonominya relatif lemah justru mengeluarkan biaya besar untuk mendapat air bersih.
"Jadi, kebutuhan air sama bagi mereka yang secara status sosial ekonomi tinggi, itu biaya perolehan airnya lebih murah dibandingkan rakyat yang sosial ekonominya lemah," kata Anies dalam diskusi virtual Balkoters Talk bertajuk 'Pelayanan Merata Air Minum di Jakarta', Rabu, 1 September 2021.
Anies mencontohkan warga di Kepulauan Seribu sebelum ada subsidi air bersih harus mengeluarkan dana sebesar Rp32.000 per meter kubik air. Namun, kata dia, dengan adanya subsidi, mereka hanya mengeluarkan uang senilai Rp3.500 per meter kubik atau turun hampir 90 persen.
"Begitu juga dengan warga Jakarta yang di daratan (yang sulit mengakses air bersih), ketika membeli air dari penjual gerobak ini mereka membayar sekitar Rp70.000 per meter kubik, kira-kira untuk satu bulan itu mereka keluarkan sebesar Rp600.000 untuk konsumsi air bersih," kata Anies.
Di sisi lain, warga yang sudah mempunyai akses ke air PAM justru hanya mengeluarkan uang Rp120.000 per bulan untuk mendapatkan air bersih. Karena itu, kata Anies, perlu intervensi dari pemerintah untuk daerah-daerah yang sulit mengakses air bersih dengan menyediakan kios air PAM.
"Sekarang, dengan adanya kios air PAM, warga yang dulunya harus mengeluarkan uang sebesar Rp600.000 sampai Rp700.000 per bulan, sekarang cukup dengan senilai Rp125.000 per bulan karena harga per meter kubiknya hanya Rp 3.550," kata Anies.
Baca: Anies Sebut Penurunan Muka Tanah Menjadi Lima Titik
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen memastikan semua warga mendapat air bersih. Pasalnya, kebutuhan air bersih merupakan hak dasar warga yang harus dipenuhi. Pelayanan air bersih harus dilihat dalam konteks pemanfaatan untuk memenuhi hak dasar warga, bukan keuntungan finansial hingga komersial.
"Jadi kami DKI Jakarta berkomitmen secara bertahap dan terus-menerus meningkatkan pelayanan, memastikan bahwa yang paling kesulitan mendapatkan air bersih yaitu dua tempat, satu Kepulauan Seribu, dan kedua, daerah yang belum ada jaringan perpipaan," ujar Anies.
Anies memastikan pihaknya hadir memberikan layanan air bersih bersubsidi di dua tempat itu. Terpenting, memastikan bahwa ada kios air PAM yang membuat mereka bisa mendapatkan air bersih dengan harga yang terjangkau.
"Ini memiliki dampak yang cukup besar, salah satunya biaya hidup rumah tangga turun, mereka tidak harus mengeluarkan uang ekstra untuk air bersih yang menjadi kebutuhan dasar," kata Anies.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan mengakui adanya ketimpangan pemenuhan kebutuhan dasar atas air bersih di Ibu Kota. Ketimpangan terjadi terlihat dari warga yang ekonominya relatif lemah justru mengeluarkan biaya besar untuk mendapat
air bersih.
"Jadi, kebutuhan air sama bagi mereka yang secara status sosial ekonomi tinggi, itu biaya perolehan airnya lebih murah dibandingkan rakyat yang sosial ekonominya lemah," kata Anies dalam diskusi virtual Balkoters Talk bertajuk 'Pelayanan Merata Air Minum di Jakarta', Rabu, 1 September 2021.
Anies mencontohkan warga di Kepulauan Seribu sebelum ada subsidi air bersih harus mengeluarkan dana sebesar Rp32.000 per meter kubik air. Namun, kata dia, dengan adanya subsidi, mereka hanya mengeluarkan uang senilai Rp3.500 per meter kubik atau turun hampir 90 persen.
"Begitu juga dengan warga Jakarta yang di daratan (yang sulit mengakses air bersih), ketika membeli air dari penjual gerobak ini mereka membayar sekitar Rp70.000 per meter kubik, kira-kira untuk satu bulan itu mereka keluarkan sebesar Rp600.000 untuk konsumsi air bersih," kata Anies.
Di sisi lain, warga yang sudah mempunyai akses ke air PAM justru hanya mengeluarkan uang Rp120.000 per bulan untuk mendapatkan air bersih. Karena itu, kata Anies, perlu intervensi dari pemerintah untuk daerah-daerah yang sulit mengakses air bersih dengan menyediakan kios air PAM.
"Sekarang, dengan adanya kios air PAM, warga yang dulunya harus mengeluarkan uang sebesar Rp600.000 sampai Rp700.000 per bulan, sekarang cukup dengan senilai Rp125.000 per bulan karena harga per meter kubiknya hanya Rp 3.550," kata Anies.
Baca:
Anies Sebut Penurunan Muka Tanah Menjadi Lima Titik
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen memastikan semua warga mendapat air bersih. Pasalnya, kebutuhan air bersih merupakan hak dasar warga yang harus dipenuhi. Pelayanan air bersih harus dilihat dalam konteks pemanfaatan untuk memenuhi hak dasar warga, bukan keuntungan finansial hingga komersial.
"Jadi kami DKI Jakarta berkomitmen secara bertahap dan terus-menerus meningkatkan pelayanan, memastikan bahwa yang paling kesulitan mendapatkan air bersih yaitu dua tempat, satu Kepulauan Seribu, dan kedua, daerah yang belum ada jaringan perpipaan," ujar Anies.
Anies memastikan pihaknya hadir memberikan layanan air bersih bersubsidi di dua tempat itu. Terpenting, memastikan bahwa ada kios air PAM yang membuat mereka bisa mendapatkan air bersih dengan harga yang terjangkau.
"Ini memiliki dampak yang cukup besar, salah satunya biaya hidup rumah tangga turun, mereka tidak harus mengeluarkan uang ekstra untuk air bersih yang menjadi kebutuhan dasar," kata Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)