Seorang pejalan kaki melintas di trotoar yang diduduki PKL di Tanah Abang, Jakarta Pusat, (Foto: Medcom.id/Ilham Pratama)
Seorang pejalan kaki melintas di trotoar yang diduduki PKL di Tanah Abang, Jakarta Pusat, (Foto: Medcom.id/Ilham Pratama)

PKL Tak Akan Musnah dari Tanah Abang

Ilham Pratama Putra • 11 Februari 2019 12:41
Jakarta: Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, Rahmat Efendi Lubis mengatakan Pedagang Kaki Lima (PKL) masih menjadi momok di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pihaknya terus melakukan penyisiran trotoar sepanjang jalan Jati Baru Raya, mulai depan Stasiun Tanah Abang hingga pasar Blok F Tanah abang.
 
"Kita selalu siaga 85 anggota. Bertugas dari jam enam pagi sampai jam sembilan malam," kata Rahmat, kepada Medcom.id di Jakarta, Senin 11 Februari 2019.
 
Pantauan Medcom.id pada Senin 11 Februari 2019, trotoar di sekitar Pasar Tanah Abang belum benar-benar bebas dari PKL. PKL yang mengisi trotoar umumnya mereka yang membawa gerobak kecil berisikan minuman ringan atau menjajakan barang-barang kecil.

Alibi para pedagang; lebih mudah kabur saat ada razia PKL. "Kayak asongan saja jadi bisa (cepat) menghindar dari Satpol PP," ujar salah satu PKL.
 
Baca juga: Curhat PKL Tanah Abang
 
PKL lain, Ridwan, yang menjajakan kaus kaki memiliki cara sendiri menghindari penertiban. Dia membuat lapak dagangannya hanya dengan terpal sehingga mudah dipindahkan.
 
"(Saat penertiban) Tinggal lipat terpalnya. Atau angkut kaos kakinya kalau ada penyisiran," kata Ridwan.
 
Ridwan mengaku selalu was-was saat berjualan. Kendati telah membayarkan retribusi kepada "preman". Tak ada jaminan baginya untuk lepas dari aksi kucing-kucingan dengan Satpol PP.
 
"Iya ada yang minta uang biar aman, Rp50 ribu seminggu. Katanya buat keamanan. Cuma tetap aja kalau apes, Satpol PP main angkut," kata Ridwan.
 
Baca juga: PKL Tanah Abang Diduga Setoran ke Preman
 
PKL Tak Akan Musnah dari Tanah Abang
PKL menjajakan dagangannya di trotoar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Foto: Medcom.id/Ilham Pratama)
 
PKL sulit ditertibkan
 
Menurut Rahmat, sikap para PKL adalah suatu hal yang wajar. Dia mengatakan pedagang memang tidak bisa dihentikan.
 
"Yang mau kita larang itu kan orang yang sedang usaha, orang cari makan. Kalau orang sudah mau cari makan, bagaimana pun dia akan cari cara terus buat berdagang," kata Rahmat.
 
Kendati demikian Rahmat mengatakan jumlah PKL terus dikurangi. Pihaknya konsisten berusaha untuk menertibkan lapak-lapak yang tak mematuhi aturan.
 
"Akan kita sisir terus, mereka ini pintar. Sehari paling cuma dua sampai tiga orang yang bisa ditindak sambil dikasih tau ini enggak boleh, biar pindah. Kalau (tetap) bandel kita tindak," kata Rahmat.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan