Jakarta: Pedagang Kaki Lima (PKL) kembali menggelar dagangannya di bawah jembatan Skybridge Tanah Abang. Satpol PP pun tak menghiraukan. Petugas Satpol PP malah bercengkrama, sambil meminum segelas kopi. Tak berusaha mengusir atau mengangkat jualan para PKL Tanah Abang.
"Yah sudah jadi wajar lah, kita butuh uang. Mereka juga tahu dan kita tahu jam kerja mereka ya cuma sampai pukul 15.00 WIB," kata salah satu PKL yang baru menyiapkan jualannya, Hendri Nova, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Februari 2019.
Hendri sudah menjadi pedagang lama hampir empat tahun di Tanah Abang. Sayangnya saat pendataan pedagang oleh pemprov DKI, dia tidak mengetahui hal itu dan jadi tak terdata.
"Kita enggak kebagian tempat di atas, mau bagaimana lagi. Saya punya tiga anak yang harus dinafkahi, pemerintah juga enggak kasih solusi. Memang bagus jadi enggak macet tapi pendataan itu salah sasaran," keluhnya.
Baca: Faedah Skybridge Tanah Abang
Menurutnya, jika pemerintah mau mendata ulang para pedagang yang kini berjualan di jembatan Skybridge Tanah Abang, dia yakin tak 100 persen pedagang di atas adalah pedagang lama. Sebab, yang punya akses berjualan di atas harus merogoh kocek yang tak sedikit untuk menyewa tempat.
"Lalu pedagang seperti saya yang dulunya di tenda, mana? Malah yang di atas itu pasti ada pedagang baru, saya berani jamin. Orang yang punya uang baru bisa sewa," tutur Hendri.
Dia juga mengaku lelah dikejar satpol PP bahkan tak jarang dagangannya pun di angkat. Yang ada bukan untung malah semakin buntung.
"Secara logika saja, mana ada orang jualan mau susah sih. Dikejar-kejar Satpol PP begitu. Kalau saya ada uang dan di data pemprov, saya juga mau jualan di atas. Jelas pejalan kaki banyaknya di atas," tandasnya.
Jakarta: Pedagang Kaki Lima (PKL) kembali menggelar dagangannya di bawah jembatan Skybridge Tanah Abang. Satpol PP pun tak menghiraukan. Petugas Satpol PP malah bercengkrama, sambil meminum segelas kopi. Tak berusaha mengusir atau mengangkat jualan para PKL Tanah Abang.
"Yah sudah jadi wajar lah, kita butuh uang. Mereka juga tahu dan kita tahu jam kerja mereka ya cuma sampai pukul 15.00 WIB," kata salah satu PKL yang baru menyiapkan jualannya, Hendri Nova, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Februari 2019.
Hendri sudah menjadi pedagang lama hampir empat tahun di Tanah Abang. Sayangnya saat pendataan pedagang oleh pemprov DKI, dia tidak mengetahui hal itu dan jadi tak terdata.
"Kita enggak kebagian tempat di atas, mau bagaimana lagi. Saya punya tiga anak yang harus dinafkahi, pemerintah juga enggak kasih solusi. Memang bagus jadi enggak macet tapi pendataan itu salah sasaran," keluhnya.
Baca: Faedah Skybridge Tanah Abang
Menurutnya, jika pemerintah mau mendata ulang para pedagang yang kini berjualan di jembatan
Skybridge Tanah Abang, dia yakin tak 100 persen pedagang di atas adalah pedagang lama. Sebab, yang punya akses berjualan di atas harus merogoh kocek yang tak sedikit untuk menyewa tempat.
"Lalu pedagang seperti saya yang dulunya di tenda, mana? Malah yang di atas itu pasti ada pedagang baru, saya berani jamin. Orang yang punya uang baru bisa sewa," tutur Hendri.
Dia juga mengaku lelah dikejar satpol PP bahkan tak jarang dagangannya pun di angkat. Yang ada bukan untung malah semakin buntung.
"Secara logika saja, mana ada orang jualan mau susah sih. Dikejar-kejar Satpol PP begitu. Kalau saya ada uang dan di data pemprov, saya juga mau jualan di atas. Jelas pejalan kaki banyaknya di atas," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)