Jakarta: Anies Baswedan bersyukur bisa melewati 100 hari kerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Selama 100 hari, sejumlah program telah dia jalankan.
"Alhamdulliah, 100 hari ini berjalan dengan baik. Terlalu awal untuk kita merasa berbesar hati, terlalu awal juga mengatakan bahwa banyak masalah," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.
Mantan Menteri Pendidikan RI ini mengaku sudah bisa menyamakan persepsi kepada semua birokrasi selama 100 hari. Janji kampanye seperti One Kecamatan One Center Enterpreneur (OK OCE), One Karcis One Trip (OK Otrip), hingga hunian DP 0 rupiah telah dijalankan.
"Kita sudah melaksanakan janji-janji kerja yang sudah kita rancang ketika masa kampanye," ujarnya.
Baca: Anies Klaim Telah Jalankan 29 Program di 100 Hari Kerja
Selama 100 hari itu, Anies mengklaim telah mengatasi sejumlah masalah. Salah satunya penataan Pasar Tanah Abang. Ia menyampaikan, penataan Pasar Tanah Abang bukan janji politiknya, namun harus segera ditangani.
"Lalu tiga fokus kita juga sudah berjalan, yakni lapangan pekerjaaan, pendidikan, dan biaya hidup," ungkapnya.
Ia berharap, adanya OK OCE dan OK Otrip bisa menekan pengeluaran masyarakat hingga 30 persen. Tapi, kinerja 100 hari Anies-Sandi tak lepas dari kritikan.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada (UGM) Erwan Agus Purwanto menilai 100 hari kerja Anies-Sandi kurang memuaskan.
"DP 0 Rupiah itu yang paling ditunggu-tunggu. Bentuknya rumah susun, tapi saat debat tidak menggambarkan menggunakan istilah itu. Realisasinya pun kontroversial. Warga penghasilan bawah sulit mengakses itu. Berarti program itu masih diragukan bisa direalisasikan atau tidak," kata Erwan.
Baca: PDIP DKI Evaluasi Kinerja Anies-Sandi
Ia juga mengkritisi program OK OCE. Sebab, bunga pinjaman modal yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan bank BUMN lainnya, yakini 13 persen.
"Lalu masalah kemacetan dan transportasi. Belum ada tawaran yang konkret. Gubernur malah buat statement mau memulihkan becak lagi. Lalu sepada motor boleh melintas lagi. Untuk kemacetan dan transportasi belum ada solusi yang jelas," ujar Erwan.
Kemudian, kebijakan penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang. Menurut Erwan, belum ada konsep yang jelas terkait pengelolaan tata ruang di Tanah Abang.
Alhasil, pedagang kaki lima dan pengguna jalan salain berebut lahan. Untuk mengatasinya, perlu ada aturan yang konsisten.
"Jangan hanya yang ini menuntut lalu dikasih, besok aturannya diganti, besok gitu lagi. Jadi terjadi inkonsistensi," tuturnya.
Masalah yang tak kalah penting terkait banjir. Erwan berpendapat, hingga saat ini belum ada upaya yang tepat untuk menangani banjir.
"Jadi 100 hari ini kalau dievaluasi belum cukup menggembirakan dengan kinerja gubernur dan wakil gubernur," pungkas dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/4ba7e2aK" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Anies Baswedan bersyukur bisa melewati 100 hari kerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Selama 100 hari, sejumlah program telah dia jalankan.
"Alhamdulliah, 100 hari ini berjalan dengan baik. Terlalu awal untuk kita merasa berbesar hati, terlalu awal juga mengatakan bahwa banyak masalah," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.
Mantan Menteri Pendidikan RI ini mengaku sudah bisa menyamakan persepsi kepada semua birokrasi selama 100 hari. Janji kampanye seperti One Kecamatan One Center Enterpreneur (OK OCE), One Karcis One Trip (OK Otrip), hingga hunian DP 0 rupiah telah dijalankan.
"Kita sudah melaksanakan janji-janji kerja yang sudah kita rancang ketika masa kampanye," ujarnya.
Baca: Anies Klaim Telah Jalankan 29 Program di 100 Hari Kerja
Selama 100 hari itu, Anies mengklaim telah mengatasi sejumlah masalah. Salah satunya penataan Pasar Tanah Abang. Ia menyampaikan, penataan Pasar Tanah Abang bukan janji politiknya, namun harus segera ditangani.
"Lalu tiga fokus kita juga sudah berjalan, yakni lapangan pekerjaaan, pendidikan, dan biaya hidup," ungkapnya.
Ia berharap, adanya OK OCE dan OK Otrip bisa menekan pengeluaran masyarakat hingga 30 persen. Tapi, kinerja 100 hari Anies-Sandi tak lepas dari kritikan.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada (UGM) Erwan Agus Purwanto menilai 100 hari kerja Anies-Sandi kurang memuaskan.
"DP 0 Rupiah itu yang paling ditunggu-tunggu. Bentuknya rumah susun, tapi saat debat tidak menggambarkan menggunakan istilah itu. Realisasinya pun kontroversial. Warga penghasilan bawah sulit mengakses itu. Berarti program itu masih diragukan bisa direalisasikan atau tidak," kata Erwan.
Baca: PDIP DKI Evaluasi Kinerja Anies-Sandi
Ia juga mengkritisi program OK OCE. Sebab, bunga pinjaman modal yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan bank BUMN lainnya, yakini 13 persen.
"Lalu masalah kemacetan dan transportasi. Belum ada tawaran yang konkret. Gubernur malah buat statement mau memulihkan becak lagi. Lalu sepada motor boleh melintas lagi. Untuk kemacetan dan transportasi belum ada solusi yang jelas," ujar Erwan.
Kemudian, kebijakan penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang. Menurut Erwan, belum ada konsep yang jelas terkait pengelolaan tata ruang di Tanah Abang.
Alhasil, pedagang kaki lima dan pengguna jalan salain berebut lahan. Untuk mengatasinya, perlu ada aturan yang konsisten.
"Jangan hanya yang ini menuntut lalu dikasih, besok aturannya diganti, besok gitu lagi. Jadi terjadi inkonsistensi," tuturnya.
Masalah yang tak kalah penting terkait banjir. Erwan berpendapat, hingga saat ini belum ada upaya yang tepat untuk menangani banjir.
"Jadi 100 hari ini kalau dievaluasi belum cukup menggembirakan dengan kinerja gubernur dan wakil gubernur," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)