Jakarta: Kualitas udara di wilayah DKI Jakarta menurun sejak 15 Juni 2022 dengan konsentrasi PM2.5 mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada level 148 µg/m3 (mikrogram per meter kubik). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga menggunakan masker untuk mengurangi tingkat paparan polutan udara di luar ruangan.
"Karena ukurannya yang sangat kecil, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan serta gangguan pada paru-paru dalam jangka waktu yang panjang," ujar pelaksana tugas (Plt) Deputi bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko dalam keterangan resmi, Jumat, 24 juni 2022.
Ia menjelaskan menurunnya kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara dan faktor meteorologi yang kondusif untuk menyebabkan terakumulasinya konsentrasi PM2.5. PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, tidak lebih dari 2,5 mikrometer.
Kategori pewarnaan dan rentang konsentrasi per jam PM2.5 diatur Perban Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Penyebaran Informasi Kualitas Udara. Rentang nilai 0-15 µg/m3 dengan kategori baik, 16-65 µg/m3 kategori sedang, 66-150 µg/m3 kategori tidak sehat, 151-250 µg/m3 sangat tidak sehat dan lebih 250 µg/m3 dengan kategori berbahaya.
Ia menyebut PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Paparan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.
"Hasil pantauan konsentrasi PM2.5 di BMKG Kemayoran Jakarta menunjukkan bahwa sepanjang bulan Juni 2022 ini konsentrasi rata-rata PM2.5 berada pada level 49.07 µg/m3," ungkap dia.
Menurut Urip, konsentrasi PM2.5 memperlihatkan pola diurnal yang mengindikasikan perbedaan pola antara siang dan malam hari. Konsentrasi PM2.5 cenderung mengalami peningkatan pada waktu dini hari hingga pagi dan menurun di siang hingga sore hari.
"Khusus pada beberapa hari terakhir PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3 pada tanggal 15 Juni 2022," ujar dia.
Tingginya konsentrasi PM2.5, dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di DKI Jakarta cukup pekat atau gelap secara kasat mata. Pada 16-17 Juni konsentrasi PM2.5 cenderung turun dibandingkan 15 Juni saat terjadi konsentrasi yang cukup tinggi. Kenaikan konsentrasi PM2.5 terjadi pada 18 Juni hingga mencapai 147,5 µg/m3. (Mohamad Farhan Zhuhri).
Jakarta: Kualitas udara di wilayah
DKI Jakarta menurun sejak 15 Juni 2022 dengan konsentrasi PM2.5 mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada level 148 µg/m3 (mikrogram per meter kubik). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga menggunakan masker untuk mengurangi tingkat paparan polutan udara di luar ruangan.
"Karena ukurannya yang sangat kecil, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan serta gangguan pada paru-paru dalam jangka waktu yang panjang," ujar pelaksana tugas (Plt) Deputi bidang Klimatologi
BMKG Urip Haryoko dalam keterangan resmi, Jumat, 24 juni 2022.
Ia menjelaskan menurunnya kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara dan faktor meteorologi yang kondusif untuk menyebabkan terakumulasinya konsentrasi PM2.5. PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, tidak lebih dari 2,5 mikrometer.
Kategori pewarnaan dan rentang konsentrasi per jam PM2.5 diatur Perban Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Penyebaran Informasi Kualitas Udara. Rentang nilai 0-15 µg/m3 dengan kategori baik, 16-65 µg/m3 kategori sedang, 66-150 µg/m3 kategori tidak sehat, 151-250 µg/m3 sangat tidak sehat dan lebih 250 µg/m3 dengan kategori berbahaya.
Ia menyebut PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Paparan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.
"Hasil pantauan konsentrasi PM2.5 di
BMKG Kemayoran Jakarta menunjukkan bahwa sepanjang bulan Juni 2022 ini konsentrasi rata-rata PM2.5 berada pada level 49.07 µg/m3," ungkap dia.
Menurut Urip, konsentrasi PM2.5 memperlihatkan pola diurnal yang mengindikasikan perbedaan pola antara siang dan malam hari. Konsentrasi PM2.5 cenderung mengalami peningkatan pada waktu dini hari hingga pagi dan menurun di siang hingga sore hari.
"Khusus pada beberapa hari terakhir PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3 pada tanggal 15 Juni 2022," ujar dia.
Tingginya konsentrasi PM2.5, dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di DKI Jakarta cukup pekat atau gelap secara kasat mata. Pada 16-17 Juni konsentrasi PM2.5 cenderung turun dibandingkan 15 Juni saat terjadi konsentrasi yang cukup tinggi. Kenaikan konsentrasi PM2.5 terjadi pada 18 Juni hingga mencapai 147,5 µg/m3. (
Mohamad Farhan Zhuhri).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)