medcom.id, Jakarta: Sejumlah warga Bukit Duri mulai membongkar bangunan miliknya yang telah mendapatkan surat peringatan terakhir (SP III) dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Mereka memilih memongkar sendiri bangunan tersebut, lantaran tak rela Pemprov DKI meluluhlantakan seluruh bangunan.
Dari pantauan Metrotvnews.com, warga di RT 05 RW 12 sudah terlihat mulai mengosongkan rumah. Beberapa rumah juga sudah ada yang dibongkar oleh warga.
Sugeri, warga Bukit Duri, mengaku sengaja merobohkan sendiri bangunan miliknya karena bisa menghasilkan uang. Tak tanggung-tanggung, Sugeri sudah mendapatkan pemborong yang berani membayar Rp3 juta kepadanya untuk membongkar dan mengambil kayu sisa-sisa bongkaran.
Rumah warga Bukit Duri mulai dibongkar. Foto: Whisnu Mardiansyah/Metrotvnews.com.?
"Udah dibongkar Pemprov mana mau Madura (pemborong) bayar. Kan udah pada hancur semua," kata Sugeri kepada Metrotvnews.com di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2016).
Baca: Warga Bukit Duri Diberikan Waktu untuk Membongkar Bangunannya
Uang sebesar Rp3 juta yang didapatkannya memang tak sebanding dengan pengeluarannya saat mendirikan rumah tersebut pada 1997. Saat itu, Sugeri mengaku harus merogok kocek hingga Rp50 juta untuk membangun.
Tapi, Sugeri tetap rela digusur mesti harus rugi besar. Sebab, sedari awal dirinya memang tak memiliki bukti kepemilikan apa pun atas tanah dan bangunan yang ditempatinya selama ini.
"Dari pada enggak dapet sama sekali mending dibongkar sekarang," kata Sugeri.
Baca: Tukang Rongsokan Panen di Bukit Duri
Sejumlah pekerja pun mulai memilah-milah kayu yang masih dapat digunakan. Seperti daun pintu, kusen jendela dan kayu-kayu balok. Samsudin, salah seorang pekerja, mengaku mendapatkan upah sebesar Rp150 ribu dari pemborong setiap membongkar satu rumah.
"Lumayan lagi banyak yang nyuruh. Masih pada laku dijual lagi," kata Samsudin.
Pemprov DKI rencananya akan merelokasi 400 kepala keluarga di Bukit Duri ke Rusun rawa Bebek, Jakarta Timur. Dari data terakhir sudah ada sekitar 290 kepala keluarga yang sudah siap mengambi kunci rusun.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah warga Bukit Duri mulai membongkar bangunan miliknya yang telah mendapatkan surat peringatan terakhir (SP III) dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Mereka memilih memongkar sendiri bangunan tersebut, lantaran tak rela Pemprov DKI meluluhlantakan seluruh bangunan.
Dari pantauan
Metrotvnews.com, warga di RT 05 RW 12 sudah terlihat mulai mengosongkan rumah. Beberapa rumah juga sudah ada yang dibongkar oleh warga.
Sugeri, warga Bukit Duri, mengaku sengaja merobohkan sendiri bangunan miliknya karena bisa menghasilkan uang. Tak tanggung-tanggung, Sugeri sudah mendapatkan pemborong yang berani membayar Rp3 juta kepadanya untuk membongkar dan mengambil kayu sisa-sisa bongkaran.
Rumah warga Bukit Duri mulai dibongkar. Foto: Whisnu Mardiansyah/Metrotvnews.com.?
"Udah dibongkar Pemprov mana mau Madura (pemborong) bayar. Kan udah pada hancur semua," kata Sugeri kepada
Metrotvnews.com di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2016).
Baca:
Warga Bukit Duri Diberikan Waktu untuk Membongkar Bangunannya
Uang sebesar Rp3 juta yang didapatkannya memang tak sebanding dengan pengeluarannya saat mendirikan rumah tersebut pada 1997. Saat itu, Sugeri mengaku harus merogok kocek hingga Rp50 juta untuk membangun.
Tapi, Sugeri tetap rela digusur mesti harus rugi besar. Sebab, sedari awal dirinya memang tak memiliki bukti kepemilikan apa pun atas tanah dan bangunan yang ditempatinya selama ini.
"Dari pada enggak
dapet sama sekali
mending dibongkar sekarang," kata Sugeri.
Baca:
Tukang Rongsokan Panen di Bukit Duri
Sejumlah pekerja pun mulai memilah-milah kayu yang masih dapat digunakan. Seperti daun pintu, kusen jendela dan kayu-kayu balok. Samsudin, salah seorang pekerja, mengaku mendapatkan upah sebesar Rp150 ribu dari pemborong setiap membongkar satu rumah.
"Lumayan lagi banyak yang
nyuruh. Masih pada laku dijual lagi," kata Samsudin.
Pemprov DKI rencananya akan merelokasi 400 kepala keluarga di Bukit Duri ke Rusun rawa Bebek, Jakarta Timur. Dari data terakhir sudah ada sekitar 290 kepala keluarga yang sudah siap mengambi kunci rusun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)