Jakarta: DPRD DKI dinilai tak sepenuh hati memilih pengganti Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur. Pemilihan itu tak kunjung rampung.
"(Proses) ini tidak serius. Politik tarik ulur dan setengah hati akan dimainkan," kata Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie kepada Medcom.id, Rabu, 17 Juli 2019.
Jerry menyebut ketidakseriusan itu terlihat dari batalnya rapat pimpinan gabungan (Rapimgab) pengesahan tata tertib (tatib) wagub DKI. Rapimgab telah batal tiga kali dalam dua minggu.
"Kalau serius tidak akan ada penundaan dan mandek," ujar Jerry.
Dia mengatakan ada beberapa aspek yang menyebabkan kosongnya pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejak Agustus 2018. Pertama, kata dia, Sandiaga masih menginginkan posisi wagub DKI.
"Sandiaga berpeluang maju di pemilihan presiden 2024. Dia butuh waktu untuk membuktikan kapasitas dirinya dulu," tutur Jerry.
Baca: Ramai-ramai Membantah Tudingan Politik Uang Wagub DKI
Jerry menilai Gerindra tidak ingin kehilangan posisi di kursi pemerintahan. Berbeda dengan Sandiaga, Anies Baswedan bukan kader partai besutan Prabowo Subianto itu.
Namun di satu sisi, Gerindra telah mengamankan 19 kursi DPRD periode 2019-2024. Jumlah tersebut lebih banyak dari periode sebelumnya yaitu 15 kursi. Jerry memprediksi pemilihan orang nomor dua di ibu kota itu baru rampung setelah pergantian periode.
"Bakal belum kelar. Bisa saja di periode berikut," pungkasnya.
Rapimgab pengesahan tatib wagub DKI tertunda selama tiga kali. Ketua Panitia Khusus (Pansus) wagub DKI Mohamad Ongen Sangaji menuding kinerja sekretarian dewan (sekwan) DPRD yang tidak cakap mengatur jadwal.
Rapimgab pertama ditunda karena banyak anggota dewan yang tak hadir. Rapimgab kedua juga dibatalkan karena masalah yang sama.
Jakarta: DPRD DKI dinilai tak sepenuh hati memilih pengganti Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur. Pemilihan itu tak kunjung rampung.
"(Proses) ini tidak serius. Politik tarik ulur dan setengah hati akan dimainkan," kata Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie kepada Medcom.id, Rabu, 17 Juli 2019.
Jerry menyebut ketidakseriusan itu terlihat dari batalnya rapat pimpinan gabungan (Rapimgab) pengesahan tata tertib (tatib) wagub DKI. Rapimgab telah batal tiga kali dalam dua minggu.
"Kalau serius tidak akan ada penundaan dan mandek," ujar Jerry.
Dia mengatakan ada beberapa aspek yang menyebabkan kosongnya pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejak Agustus 2018. Pertama, kata dia, Sandiaga masih menginginkan posisi wagub DKI.
"Sandiaga berpeluang maju di pemilihan presiden 2024. Dia butuh waktu untuk membuktikan kapasitas dirinya dulu," tutur Jerry.
Baca: Ramai-ramai Membantah Tudingan Politik Uang Wagub DKI
Jerry menilai Gerindra tidak ingin kehilangan posisi di kursi pemerintahan. Berbeda dengan Sandiaga, Anies Baswedan bukan kader partai besutan Prabowo Subianto itu.
Namun di satu sisi, Gerindra telah mengamankan 19 kursi DPRD periode 2019-2024. Jumlah tersebut lebih banyak dari periode sebelumnya yaitu 15 kursi. Jerry memprediksi pemilihan orang nomor dua di ibu kota itu baru rampung setelah pergantian periode.
"Bakal belum kelar. Bisa saja di periode berikut," pungkasnya.
Rapimgab pengesahan tatib wagub DKI tertunda selama tiga kali. Ketua Panitia Khusus (Pansus) wagub DKI Mohamad Ongen Sangaji menuding kinerja sekretarian dewan (sekwan) DPRD yang tidak cakap mengatur jadwal.
Rapimgab pertama ditunda karena banyak anggota dewan yang tak hadir. Rapimgab kedua juga dibatalkan karena masalah yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)