Jakarta: Sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menindak pelanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi dinilai diskriminatif. Salah satunya soal kerumunan massa di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri pentolan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab.
"Terkesan Anies malah memfasilitasi (acara pernikahan anak Rizieq). Misalnya dengan penyediaan toilet," ucap Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak lewat keterangan tertulis, Sabtu, 21 November 2020.
Gilbert membandingkan perlakuan Anies dan jajarannya kepada rakyat biasa. Undangan acara pernikahan selama pandemi virus korona (covid-19) kerap dibatasi, bahkan ada yang dibubarkan.
"Sikap diskriminatif ini menimbulkan kehilangan rasa percaya masyarakat akibat ketidakseriusan Gubernur menangani covid-19. Padahal masyarakat membayar sangat mahal untuk berkorban dan mematuhi," ucap dia.
Baca: Langkah TNI Menertibkan Baliho Membantu Pemerintah Menegakkan Aturan
Gilbert menuturkan Anies telah melanggar peraturan gubernur dan peraturan daerah terkait penanggulangan covid-19. Anies juga dinilai melecehkan masyarakat yang patuh terhadap aturan itu.
"Pelanggaran dan pelecehan itu ditunjukan Anies dengan proaktif mendatangi orang yang seharusnya isolasi (Rizieq saat kembali ke Indonesia)," jelas Gilbert.
Menurut dia, pernyataan Anies yang mengatakan daerah lain juga tidak menindak tegas Rizieq dinilai tidak bijaksana. Bahkan, Anies tak merasa bersalah kepada warga DKI atas kelalaian perizinan acara pernikahan putri Rizieq.
"Sedikit pun tidak terdengar penyataan maaf kepada masyarakat. Lebih baik fokus mengatasi persoalan di DKI, introspeksi dan tidak melecehkan masyarakat biasa," jelas Gilbert.
Pesta pernikahan anak Rizieq dan acara Maulid Nabi Muhammad SAW di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 14 November 2020, diduga melanggar protokol kesehatan covid-19. Acara itu ramai didatangi pengikut Rizieq.
Banyak jemaah berkerumun dan tidak menjaga jarak sehingga meningkatkan potensi penyebaran covid-19. Sejumlah peserta kedapatan tidak menggunakan masker. Banyak pula peserta menggunakan masker, tetapi tak sesuai ketentuan, seperti digunakan di bawah dagu.
Jakarta: Sikap Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menindak pelanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi dinilai diskriminatif. Salah satunya soal kerumunan massa di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri pentolan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad
Rizieq Shihab.
"Terkesan Anies malah memfasilitasi (acara pernikahan anak Rizieq). Misalnya dengan penyediaan toilet," ucap Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak lewat keterangan tertulis, Sabtu, 21 November 2020.
Gilbert membandingkan perlakuan Anies dan jajarannya kepada rakyat biasa. Undangan acara pernikahan selama pandemi virus korona (
covid-19) kerap dibatasi, bahkan ada yang dibubarkan.
"Sikap diskriminatif ini menimbulkan kehilangan rasa percaya masyarakat akibat ketidakseriusan Gubernur menangani covid-19. Padahal masyarakat membayar sangat mahal untuk berkorban dan mematuhi," ucap dia.
Baca:
Langkah TNI Menertibkan Baliho Membantu Pemerintah Menegakkan Aturan
Gilbert menuturkan Anies telah melanggar peraturan gubernur dan peraturan daerah terkait penanggulangan covid-19. Anies juga dinilai melecehkan masyarakat yang patuh terhadap aturan itu.
"Pelanggaran dan pelecehan itu ditunjukan Anies dengan proaktif mendatangi orang yang seharusnya isolasi (Rizieq saat kembali ke Indonesia)," jelas Gilbert.
Menurut dia, pernyataan Anies yang mengatakan daerah lain juga tidak menindak tegas Rizieq dinilai tidak bijaksana. Bahkan, Anies tak merasa bersalah kepada warga DKI atas kelalaian perizinan acara pernikahan putri Rizieq.
"Sedikit pun tidak terdengar penyataan maaf kepada masyarakat. Lebih baik fokus mengatasi persoalan di DKI, introspeksi dan tidak melecehkan masyarakat biasa," jelas Gilbert.
Pesta pernikahan anak Rizieq dan acara Maulid Nabi Muhammad SAW di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 14 November 2020, diduga melanggar protokol kesehatan covid-19. Acara itu ramai didatangi pengikut Rizieq.
Banyak jemaah berkerumun dan tidak menjaga jarak sehingga meningkatkan potensi penyebaran covid-19. Sejumlah peserta kedapatan tidak menggunakan masker. Banyak pula peserta menggunakan masker, tetapi tak sesuai ketentuan, seperti digunakan di bawah dagu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)