Jakarta: Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menyambut baik rencana Polda Metro Jaya meniadakan jalur sepeda permanen. Dia menilai jalur tersebut tak efektif.
"Sebagai orang yang rutin lewat jalur Sudirman-Thamrin, baik dengan mobil maupun dengan sepeda, saya melihat jalur sepeda ini sangat tidak efektif," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Minggu, 9 Mei 2021.
Ada beberapa aspek yang membuat jalur sepeda permanen tersebut tidak efektif. Di antaranya, jalur itu tak cocok untuk sepeda sport.
"Pesepeda sport kecepatannya cukup tinggi. Sehingga mereka terpaksa tak melewati jalur sepeda," ungkap dia.
Jalur ini juga rawan dilanggar pengguna jalan lain. Sebab, jalur tersebut hanya dimanfaatkan pada waktu tertentu.
Menurut dia, jalur ini banyak dimanfaatkan antara pukul 05.00-08.00 WIB. Lewat dari waktu tersebut, jalur ini menjadi kosong.
Akhirnya, banyak dimanfaatkan pengendara motor. Terutama, untuk menghindari kemacetan saat jam sibuk.
“Dengan begini, pada akhirnya jalur sepeda dipenuhi oleh pengendara sepeda motor. Sehingga benar-benar tidak efektif dan cenderung menyusahkan banyak pihak,” ujar dia.
Baca: Jalur Sepeda Permanen Dinilai Membahayakan Pengendara Lain
Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mempertimbangkan meniadakan jalur sepeda permanen di Sudirman, Jakarta. Alasannya, jalur tersebut tidak efektif karena masih sering dilewati sepeda motor dan tingginya angka kecelakaan.
Jakarta: Wakil Ketua
Komisi III Ahmad Sahroni menyambut baik rencana Polda Metro Jaya meniadakan jalur
sepeda permanen. Dia menilai jalur tersebut tak efektif.
"Sebagai orang yang rutin lewat jalur Sudirman-Thamrin, baik dengan mobil maupun dengan sepeda, saya melihat jalur sepeda ini sangat tidak efektif," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Minggu, 9 Mei 2021.
Ada beberapa aspek yang membuat jalur sepeda permanen tersebut tidak efektif. Di antaranya, jalur itu tak cocok untuk sepeda sport.
"Pesepeda sport kecepatannya cukup tinggi. Sehingga mereka terpaksa tak melewati jalur sepeda," ungkap dia.
Jalur ini juga rawan dilanggar pengguna jalan lain. Sebab, jalur tersebut hanya dimanfaatkan pada waktu tertentu.
Menurut dia, jalur ini banyak dimanfaatkan antara pukul 05.00-08.00 WIB. Lewat dari waktu tersebut, jalur ini menjadi kosong.
Akhirnya, banyak dimanfaatkan pengendara motor. Terutama, untuk menghindari kemacetan saat jam sibuk.
“Dengan begini, pada akhirnya jalur sepeda dipenuhi oleh pengendara sepeda motor. Sehingga benar-benar tidak efektif dan cenderung menyusahkan banyak pihak,” ujar dia.
Baca: Jalur Sepeda Permanen Dinilai Membahayakan Pengendara Lain
Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mempertimbangkan meniadakan jalur sepeda permanen di Sudirman, Jakarta. Alasannya, jalur tersebut tidak efektif karena masih sering dilewati sepeda motor dan tingginya angka kecelakaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)