Bus Transjabodetabek. Foto: MI/Angga Yuniar
Bus Transjabodetabek. Foto: MI/Angga Yuniar

Tarif Selangit, Bekasi-Senayan hanya Sejentik

Gana Buana • 07 September 2017 14:15
medcom.id, Bekasi: Jaenuddin Ishaq asyik memainkan gawai di dalam bus premium Trans-Jabodetabek jurusan Bekasi-Plaza Senayan, Kamis pagi 7 September 2017. Sandaran kursinya ia rendahkan. Warga Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, ini juga menyilangkan sabuk pengaman di badannya. Ia tampak nyaman.
 
Secara penampilan, bus yang ditumpangi Jae--sapaan Jaenuddin--tak ada bedanya dengan bus yang dipelopori Badan Pengelola Trans-Jabodetabek (BPTJ). Dari segi warna, ukuran, hingga model pintu, semua sama. Yang membedakan adalah fasilitas serta penataan interior bus.
 
Kursi bus ini dibuat model 2-2. Umumnya, bus umum Trans-Jabodetabek menggunakan kursi model 'letter U'. Masing-masing kursi juga dilengkapi sabuk pengaman dan tuas pengatur posisi sandaran kursi. Bus ini pun dilengkapi fasilitas tempat pengisi daya ponsel.

"Fasilitas yang dihadirkan banyak yang baru. Makanya saya nyaman naik bus ini," tutur Jae saat menjajal uji coba bus premium di Jalur Khusus Angkutan Umum (JKAU).
 
Bapak satu anak ini mengaku puas dengan waktu tempuh bus. Dari Bekasi Barat ke Ratu Plaza, Jakarta Selatan, hanya butuh 70 menit. Jika memakai bus biasa waktu tempuh rata-rata 120 menit. "Perjalanan jadi singkat," ujarnya.
 
Pemangkasan waktu tempuh dimungkinkan karena bus ini dikawal mobil voorijder. Pengawalan dilakukan karena JKAU belum berfungsi. "Macet sih sebetulnya tadi di tol dalam kota, tapi bisa dihalau voorijder. Perjalanan lebih cepat," kata dia.
 
Tarif lebih mahal
 
Fasilitas yang wah itu juga setara dengan tarifnya. Bus premium mematok tarif Rp20 ribu sekali jalan. Tarif ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan bus Trans-Jabodetabek reguler, yang hanya Rp5.000. Trans-Jakarta trayek Bekasi bahkan hanya mematok Rp3.500. Bus angkutan umum Mayasari trayek Bekasi-Blok M pun hanya Rp10 ribu.
 
Namun, Jae merasa tak keberatan dengan besaran tarif. "Kalau cepat, fasilitas oke, tentu bisa menarik warga untuk pindah ke angkutan ini. Enggak perlu capek karena macet, enggak perlu lelah mengendarai mobil, tinggal duduk manis sudah sampai. Harga bisa terbayarlah dengan pelayanan cepat," kata dia.
 
Baca: Transjabodetabek Express Jakarta – Bogor Diluncurkan Agustus
 
Sugiyanto, sopir bus Trans-Jabodetabek Premium Bekasi-Plaza Senayan menyampaikan, waktu tempuh perjalanan dengan dikawal voorijder memang lebih cepat.
 
Dari pengalamannya, waktu tempuh Bekasi-Tol Semanggi tanpa pengawalan sekitar 120 menit. Namun, bila dikawal bisa terpotong hingga hanya 45 menit.
 
Uji coba bus premium dengan memanfaatkan JKAU dilakukan di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek-Tol dalam kota, hingga keluar di pintu tol Semanggi (depan Mapolda Metro Jaya). Karena belum ada rambu pendukung, BPTJ memanfaatkan pengawalan voorijder agar bisa mewujudkan konsep JKAU.
Tarif Selangit, Bekasi-Senayan hanya Sejentik
Bus Transjabodetabek berhenti di halte bus, di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (6/9/2017). Foto: Antara/Risky Andrianto
 
Pengawalan dilakukan di sepanjang jalan tol dengan memanfaatkan bahu jalan serta lajur cepat bila kondisi lengang. Bila macet, voorijder akan mengawal menerobos antrean dengan memanfaatkan bahu jalan.
 
Begitu bus keluar di Semanggi, pengawalan voorijder selesai. Bus akan melaju lewat jalur arteri dengan berhenti di beberapa halte bus yang tersedia. Di antaranya Halte Komdak, Halte Polda Metro Jaya, Halte Gelora Bung Karno, Halte Bundaran Senayan, Halte FX Senayan, Halte Plaza Senayan, dan Halte Semanggi.
 
Baca: BPTJ Uji Coba HOV Lane Bekasi - Jakarta
 
Bus premium ini hanya berangkat hanya pada jam-jam tertentu. Di pagi hari, jadwal keberangkatan dari Bekasi-Plaza Senayan antara lain pukul 06.45 WIB, 07.05 WIB, dan 07.25 WIB Untuk sore hari kebarangkatan dari Senayan-Semanggi pada pukul 16.45 WIB, 17.15 WIB, dan 17.45 WIB.
 
"Yang bikin lama memang jalur arteri setelah keluar Semanggi karena bus sudah tidak lagi di kawal. Namun, bila masih pagi, kemacetan tak sepadat waktu lainnya," kata Sugiyanto.
 
Belum maksimal
 
Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyampaikan, uji coba JKAU belum bisa maksimal. Musababnya, BPTJ hanya mengandalkan pengawalan mobil voorijder. Padahal, kata dia, seharusnya jalur tersebut dibuat khusus sebagai lintasan bagi seluruh angkutan umum.
 
"Sekarang masih mengandalkan bahu jalan untuk menghindari macet," kata Bambang.
 
Bambang menjelaskan, tujuan adanya jalur ini adalah untuk mendorong warga beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Sebab, dari hasil survei BPTJ, pada 2017 jumlah mobilitas warga Jabodetabek ke Jakarta mencapai 40 ribu orang per hari.
 
Dari jumlah tersebut, baru 30% yang sadar menggunakan transportasi publik. "Sisanya masih tetap menggunakan kendaraan pribadi," kata dia.
 
Dengan fasilitas bus premium dan JKAU, ke depannya Bambang yakin bisa memindahkan pengguna kendaraan pribadi hingga 60%.
 
"Apalagi nanti JKAU akan dibuat lintasannya sendiri. Hanya tinggal menunggu keputusan Kementerian Perhubungan," ujar Bambang.
 
Mengenai tarif, Bambang mengatakan sudah ideal dengan fasilitas yang didapat mulai dari kecepatan, keamanan, dan keselamatan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan