medcom.id, Jakarta: Jeritan minta tolong terdengar saat ledakan terjadi di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses. Teriakan yang kebanyakan suara perempuan itu menghilang setelah api membakar pabrik selama empat jam.
Lukas Bonai, warga sekitar lokasi menuturkan, ia bersama ratusan personel Brimob yang sedang apel di sekitar tempat kejadian berusaha membantu. Namun, pabrik yang terlalap api membuat warga kesulitan menemukan sumber suara.
Baca: Bertaruh Nyawa demi Upah Rp40 Ribu Sehari
“Suara perempuan itu banyak sekali minta tolong. Kami bingung mencari suara ini dari sebelah mana,” katanya kepada Metrotvnews.com di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jati, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Jumat 27 Oktober 2017.
Menurut Lukas, saat itu mereka tidak bisa membuka pagar karena api yang besar. Personel Brimob juga menginstruksikan mereka untuk tidak mendekat karena banyaknya ledakan.
Lukas menjelaskan, salah satu ledakan besar berasal dari sekitar pagar. Ledakan itu menghancurkan beberapa bagian pagar beton. Atap pabrik bagian belakang juga runtuh dan menimpa para korban.
“Sekitar empat jam kemudian suara itu minta tolongnya sudah tidak ada, hilang (korbannya meninggal),” jelas dia.
Lukas menuturkan, penyelamatan korban berlangsung lama. Warga yang dilarang mendekat ditambah pemadan kebakaran yang terlambat datang menjadi alasannya.
“Mobil pemadam terlambat datangnya karena macet. Saya lupa mereka tiba jam berapa,” imbuhnya.
Baca: Warga Diperintah Tiarap Saat Ledakan di Pabrik Petasan
Akibat insiden tersebut, 47 dari 103 pekerja pabrik tewas. Sementara, 10 korban masih dicari keberadaannya. Korban luka-luka sebanyak 28 orang masih menjalani perawatan di tiga rumah sakit berbeda di Tangerang.
Dari 28 korban yang masih di rawat, 7 korban di antaranya mengalami luka serius. Selanjutnya, 3 korban mendapatkan luka bakar 70 persen.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/yKXV4q9b" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Jeritan minta tolong terdengar saat ledakan terjadi di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses. Teriakan yang kebanyakan suara perempuan itu menghilang setelah api membakar pabrik selama empat jam.
Lukas Bonai, warga sekitar lokasi menuturkan, ia bersama ratusan personel Brimob yang sedang apel di sekitar tempat kejadian berusaha membantu. Namun, pabrik yang terlalap api membuat warga kesulitan menemukan sumber suara.
Baca:
Bertaruh Nyawa demi Upah Rp40 Ribu Sehari
“Suara perempuan itu banyak sekali minta tolong. Kami bingung mencari suara ini dari sebelah mana,” katanya kepada
Metrotvnews.com di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jati, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Jumat 27 Oktober 2017.
Menurut Lukas, saat itu mereka tidak bisa membuka pagar karena api yang besar. Personel Brimob juga menginstruksikan mereka untuk tidak mendekat karena banyaknya ledakan.
Lukas menjelaskan, salah satu ledakan besar berasal dari sekitar pagar. Ledakan itu menghancurkan beberapa bagian pagar beton. Atap pabrik bagian belakang juga runtuh dan menimpa para korban.
“Sekitar empat jam kemudian suara itu minta tolongnya sudah tidak ada, hilang (korbannya meninggal),” jelas dia.
Lukas menuturkan, penyelamatan korban berlangsung lama. Warga yang dilarang mendekat ditambah pemadan kebakaran yang terlambat datang menjadi alasannya.
“Mobil pemadam terlambat datangnya karena macet. Saya lupa mereka tiba jam berapa,” imbuhnya.
Baca:
Warga Diperintah Tiarap Saat Ledakan di Pabrik Petasan
Akibat insiden tersebut, 47 dari 103 pekerja pabrik tewas. Sementara, 10 korban masih dicari keberadaannya. Korban luka-luka sebanyak 28 orang masih menjalani perawatan di tiga rumah sakit berbeda di Tangerang.
Dari 28 korban yang masih di rawat, 7 korban di antaranya mengalami luka serius. Selanjutnya, 3 korban mendapatkan luka bakar 70 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)