Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengajak warga proaktif mencegah penyebaran penyakit rabies. Salah satu caranya, menghindarkan anak, lanjut usia, kelompok disabilitas, maupun lainnya dari gigitan hewan pembawa rabies seperti anjing.
"Bekerja sama dengan RT setempat untuk melakukan pencegahan gigitan anjing dan kucing terutama di area pemukiman," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila saat dihubungi, Minggu, 2 Juli 2023.
Pemilik kucing dan anjing juga diminta melakukan vaksinasi rabies kepada hewan secara berkala. Para pemilik hewan dapat berkoordinasi dengan penanggung jawab kesehatan hewan di setiap kantor kecamatan apabila ada program vaksinasi hewan gratis dari pemerintah, atau melakukan vaksinasi berbayar di klinik hewan terdekat.
Warga diminta tak panik bila terkena gigitan atau cakaran. Namun, juga jangan dibiarkan dan segera melakukan penanganan awal dengan mencuci luka menggunakan air mengalir dan sabun selama 15 menit.
Mereka yang terkena gigitan juga disarankan segera menuju IGD rumah sakit rujukan di Jakarta yaitu RSPI Sulianti Saroso dan RSUD Tarakan untuk mendapatkan vaksin antirabies gratis sekaligus tata laksana lain yang lebih lengkap. Tetapi, beberapa vaksin antirabies juga tersedia di rumah sakit lainnya secara berbayar.
"Tidak ada kasus rabies positif dan kematian karena rabies positif di DKI Jakarta karena status di Jakarta sudah eliminasi atau bebas rabies sejak 6 oktober 2004," pungkasnya
Dinkes DKI Jakarta melaporkan terjadinya kenaikan kasus gigitan hewan penular virus rabies (GHPR) pada Juni 2023. Laporan tersebut berasal dari lima rumah sakit yaitu, dua rumah sakit rujukan, dua RSUD, dan satu rumah sakit swasta. Mayoritas pasien karena gigitan atau cakaran anjing dan kucing.
"Total jumlah kasus pada bulan lalu sebanyak 1.733 kasus. Tidak ada kematian sama sekali dari 1.733 kasus gigitan hewan tersebut," kata Ngabila.
Per Juni 2023, laporan terbanyak berasal dari RSPI Sulianti Saroso yakni 212 kasus dan RSUD Tarakan 226 kasus. Kasus gigitan atau cakaran paling banyak dialami perempuan berusia 19-60 tahun, yakni 622, dan laki-laki 436 kasus.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta mengajak warga proaktif mencegah penyebaran penyakit rabies. Salah satu caranya, menghindarkan anak, lanjut usia, kelompok disabilitas, maupun lainnya dari gigitan hewan pembawa rabies seperti anjing.
"Bekerja sama dengan RT setempat untuk melakukan pencegahan gigitan anjing dan kucing terutama di area pemukiman," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila saat dihubungi, Minggu, 2 Juli 2023.
Pemilik kucing dan anjing juga diminta melakukan vaksinasi rabies kepada hewan secara berkala. Para pemilik hewan dapat berkoordinasi dengan penanggung jawab kesehatan hewan di setiap kantor kecamatan apabila ada program vaksinasi hewan gratis dari pemerintah, atau melakukan vaksinasi berbayar di klinik hewan terdekat.
Warga diminta tak panik bila terkena gigitan atau cakaran. Namun, juga jangan dibiarkan dan segera melakukan penanganan awal dengan mencuci luka menggunakan air mengalir dan sabun selama 15 menit.
Mereka yang terkena gigitan juga disarankan segera menuju IGD rumah sakit rujukan di Jakarta yaitu RSPI Sulianti Saroso dan RSUD Tarakan untuk mendapatkan vaksin antirabies gratis sekaligus tata laksana lain yang lebih lengkap. Tetapi, beberapa vaksin antirabies juga tersedia di rumah sakit lainnya secara berbayar.
"Tidak ada kasus rabies positif dan kematian karena
rabies positif di DKI Jakarta karena status di Jakarta sudah eliminasi atau bebas rabies sejak 6 oktober 2004," pungkasnya
Dinkes DKI Jakarta melaporkan terjadinya kenaikan kasus gigitan hewan penular virus rabies (GHPR) pada Juni 2023. Laporan tersebut berasal dari lima rumah sakit yaitu, dua rumah sakit rujukan, dua RSUD, dan satu rumah sakit swasta. Mayoritas pasien karena gigitan atau cakaran anjing dan kucing.
"Total jumlah kasus pada bulan lalu sebanyak 1.733 kasus. Tidak ada kematian sama sekali dari 1.733 kasus gigitan hewan tersebut," kata Ngabila.
Per Juni 2023, laporan terbanyak berasal dari RSPI Sulianti Saroso yakni 212 kasus dan RSUD Tarakan 226 kasus. Kasus gigitan atau cakaran paling banyak dialami perempuan berusia 19-60 tahun, yakni 622, dan laki-laki 436 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)