Jakarta: PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) harus memutar otak untuk membangun jalur fase II A yang lebih sulit dibandingkan pembangunan fase I. Proses pembagunan ditaksir berlangsung hingga Desember 2024.
Direktur Kontruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan jalur MRT fase II A berada di bawah museum hingga berdekatan dengan Sungai Ciliwung. Pembangunan tidak bisa sembarangan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Berbagai bangunan tua dan cagar budaya, kemudian juga adanya Kali Ciliwung yang ada di tengah, antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, sehingga semua kondisi fisik ini harus ditangani dengan hati-hati," kata Silvia di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020.
Menurut dia, metode pembangunan akan berbeda dengan jalur Lebak Bulus-HI. Beberapa aspek yang membutuhkan perhatian khusus akan diperkuat fondasinya beserta hal-hal pendukung lainya.
Salah satu lokasi jalur MRT yang berdekatan dengan Sungai Ciliwuang akan dibuat berada di atas sungai. Koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air sudah dilakukan agar tidak menganggu ekosistem Sungai Ciliwung.
"Kami sudah berkonsultasi dengan Dinas SDA, bagaimana menempatkan traffic tidak mengganggu aliran (Sungai Ciliwung) di bawah itu," tutur dia.
MRT. Foto: MI/Rommy Pujianto
Pembangunan jalur moda raya terpadu (MRT) fase II dilaksanakan bertahap. Pembangunan fase II A dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota terbagi tiga paket.
Paket pertama pembangunan yaitu CP 201 akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI, Stasiun Sarinah, dan Stasiun Monumen Nasional (Monas). Pembangunan menggandeng kontraktor Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV).
Kontraktor penggarap CP 202 dan CP 03 belum diputuskan. Total keseluruhan jalur pembangunan MRT fase II A mencapai tujuh kilometer.
Jakarta: PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) harus memutar otak untuk membangun jalur fase II A yang lebih sulit dibandingkan pembangunan fase I. Proses pembagunan ditaksir berlangsung hingga Desember 2024.
Direktur Kontruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan jalur MRT fase II A berada di bawah museum hingga berdekatan dengan Sungai Ciliwung. Pembangunan tidak bisa sembarangan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Berbagai bangunan tua dan cagar budaya, kemudian juga adanya Kali Ciliwung yang ada di tengah, antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, sehingga semua kondisi fisik ini harus ditangani dengan hati-hati," kata Silvia di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020.
Menurut dia, metode pembangunan akan berbeda dengan jalur Lebak Bulus-HI. Beberapa aspek yang membutuhkan perhatian khusus akan diperkuat fondasinya beserta hal-hal pendukung lainya.
Salah satu lokasi jalur MRT yang berdekatan dengan Sungai Ciliwuang akan dibuat berada di atas sungai. Koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air sudah dilakukan agar tidak menganggu ekosistem Sungai Ciliwung.
"Kami sudah berkonsultasi dengan Dinas SDA, bagaimana menempatkan
traffic tidak mengganggu aliran (Sungai Ciliwung) di bawah itu," tutur dia.
MRT. Foto: MI/Rommy Pujianto
Pembangunan jalur moda raya terpadu (
MRT) fase II dilaksanakan bertahap. Pembangunan fase II A dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota terbagi tiga paket.
Paket pertama pembangunan yaitu CP 201 akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI, Stasiun Sarinah, dan Stasiun Monumen Nasional (Monas). Pembangunan menggandeng kontraktor Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV).
Kontraktor penggarap CP 202 dan CP 03 belum diputuskan. Total keseluruhan jalur pembangunan MRT fase II A mencapai tujuh kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)