Jakarta: PT TransJakarta ingin semua koridor diterapkan tilang elektronik. Tujuannya, agar jalur itu steril dari kendaraan pribadi yang kerap menghambat perjalanan bus.
"Kita ingin pasang kamera di 255 halte di 13 koridor. Satu halte dipasang dua kamera dari arah datang dan pergi bus," kata Direktur Operasional TransJakarta, Daud Joseph di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2019.
Joseph terinspirasi dari uji coba tilang elektronik yang berhasil menekan jumlah pelanggar lalu lintas. "Ternyata ada penurunan jumlah pelanggaran sampai 80 persen. Dari 400 pelanggar per hari menjadi 80 saja," kata Joseph.
Baca: Begini Sistem Kerja Tilang Elektronik
Namun dia mengakui tilang elektronik tidak mudah diterapkan di koridor TransJakarta. Perlu kerja sama lintas lembaga, seperti DInas Perhubungan dan Kepolisian selaku penegak hukum.
Saat ini TransJakarta masih melakukan uji kelayakan (feasibility study) tilang elektronik. Misalnya, kata dia, kamera itu belum bisa mengenali plat nomor sepeda motor. "Padahal pelanggar paling banyak adalah pengendara motor," kata Joseph.
Soal anggaran, Joseph belum mendapat angka pasti. Namun, dia berusaha semaksimal mungkin agar tilang elektronik segera diterapkan di jalur TransJakarta. Hal ini berlandaskan nilai jual TransJakarta sebagai Bus Rapid Transit (BRT) yang mengedepankan kecepatan.
"Bagaimana biar cepat? Jalur steril. Meskipun anggaran sedikit, akan berusaha gimana caranya cepat. Ini tujuan kita," ujar Joseph.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/gNQnqMab" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: PT TransJakarta ingin semua koridor diterapkan tilang elektronik. Tujuannya, agar jalur itu steril dari kendaraan pribadi yang kerap menghambat perjalanan bus.
"Kita ingin pasang kamera di 255 halte di 13 koridor. Satu halte dipasang dua kamera dari arah datang dan pergi bus," kata Direktur Operasional TransJakarta, Daud Joseph di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2019.
Joseph terinspirasi dari uji coba tilang elektronik yang berhasil menekan jumlah pelanggar lalu lintas. "Ternyata ada penurunan jumlah pelanggaran sampai 80 persen. Dari 400 pelanggar per hari menjadi 80 saja," kata Joseph.
Baca: Begini Sistem Kerja Tilang Elektronik
Namun dia mengakui tilang elektronik tidak mudah diterapkan di koridor TransJakarta. Perlu kerja sama lintas lembaga, seperti DInas Perhubungan dan Kepolisian selaku penegak hukum.
Saat ini TransJakarta masih melakukan uji kelayakan (feasibility study) tilang elektronik. Misalnya, kata dia, kamera itu belum bisa mengenali plat nomor sepeda motor. "Padahal pelanggar paling banyak adalah pengendara motor," kata Joseph.
Soal anggaran, Joseph belum mendapat angka pasti. Namun, dia berusaha semaksimal mungkin agar tilang elektronik segera diterapkan di jalur TransJakarta. Hal ini berlandaskan nilai jual TransJakarta sebagai Bus Rapid Transit (BRT) yang mengedepankan kecepatan.
"Bagaimana biar cepat? Jalur steril. Meskipun anggaran sedikit, akan berusaha gimana caranya cepat. Ini tujuan kita," ujar Joseph.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)