Jakarta: Direktur Utama PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengklaim transportasi umum aman dari penyebaran virus korona (covid-19). Asalkan, protokol kesehatan dijalankan dengan ketat.
"Transportasi umum jadi sumber infeksi covid-19 itu sebenarnya tidak terbukti, terlihat dari paparan kajian mitigasi infeksi oleh SBM ITB (Sekolah Bisnis Manajemen Intitut Teknologi Bandung)," kata William di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Juni 2020.
William memaparkan warga negara Hong Kong dengan jumlah penduduk 7,5 juta orang amat bergantung pada pengunaan transportasi umum. Kasus covid-19 di Hong Kong hanya sekitar 1.100 kasus.
"Nah itu 1 per 10 dari jumlah di Kansas, Amerika Serikat, yang penduduknya kurang dari setengah Hong Kong. Di Kansas itu tergantung pada kendaraan pribadi roda dua," tutur dia.
(Baca: DKI Pelototi Pasar dan KRL Tekan Penyebaran Covid-19)
Dia kembali mencontohkan kasus covid-19 di Kota Manhattan, New York, Amerika Serikat. Masyarakat di kota tersebut bergantung pada transportasi umum, namun tetap memiliki tingkat infeksi covid-19 yang rendah.
William menuturkan hal ini jauh berbeda dengan tingkat infeksi covid-19 di Pulau Staten Island, New York. Dia menyebut tingkat infeksi di wilayah itu tinggi padahal masyarakat didominasi pengguna kendaraan pribadi roda empat.
"Jadi ini membuktikan transportasi publik itu image atau stigma yang menyebut transportasi publik itu tempat penyebaran covid 19, tidak benar," tegas William.
Dia juga menyinggung Jepang yang mayoritas masyarakatnya menggunakan transportasi umum. Tercatat, kurang dari satu persen warga Jepang terinfeksi covid-19. Hal ini lantaran warga Jepang disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi, kalau kita lakukan protokol kesehatan dengan konsisten di mana pun kita berada, itu bisa dipastikan keterpaparan korona enggak terjadi," jelas William.
Jakarta: Direktur Utama PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengklaim transportasi umum aman dari penyebaran virus korona (covid-19). Asalkan, protokol kesehatan dijalankan dengan ketat.
"Transportasi umum jadi sumber infeksi covid-19 itu sebenarnya tidak terbukti, terlihat dari paparan kajian mitigasi infeksi oleh SBM ITB (Sekolah Bisnis Manajemen Intitut Teknologi Bandung)," kata William di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Juni 2020.
William memaparkan warga negara Hong Kong dengan jumlah penduduk 7,5 juta orang amat bergantung pada pengunaan transportasi umum. Kasus covid-19 di Hong Kong hanya sekitar 1.100 kasus.
"Nah itu 1 per 10 dari jumlah di Kansas, Amerika Serikat, yang penduduknya kurang dari setengah Hong Kong. Di Kansas itu tergantung pada kendaraan pribadi roda dua," tutur dia.
(Baca:
DKI Pelototi Pasar dan KRL Tekan Penyebaran Covid-19)
Dia kembali mencontohkan kasus covid-19 di Kota Manhattan, New York, Amerika Serikat. Masyarakat di kota tersebut bergantung pada transportasi umum, namun tetap memiliki tingkat infeksi covid-19 yang rendah.
William menuturkan hal ini jauh berbeda dengan tingkat infeksi covid-19 di Pulau Staten Island, New York. Dia menyebut tingkat infeksi di wilayah itu tinggi padahal masyarakat didominasi pengguna kendaraan pribadi roda empat.
"Jadi ini membuktikan transportasi publik itu
image atau stigma yang menyebut transportasi publik itu tempat penyebaran covid 19, tidak benar," tegas William.
Dia juga menyinggung Jepang yang mayoritas masyarakatnya menggunakan transportasi umum. Tercatat, kurang dari satu persen warga Jepang terinfeksi covid-19. Hal ini lantaran warga Jepang disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi, kalau kita lakukan protokol kesehatan dengan konsisten di mana pun kita berada, itu bisa dipastikan keterpaparan korona enggak terjadi," jelas William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)