Pedagang baju bekas Pasar Senen di tempat parkir Blok I dan II--Metrotvnews.com/M Sholahadhin Azhar
Pedagang baju bekas Pasar Senen di tempat parkir Blok I dan II--Metrotvnews.com/M Sholahadhin Azhar

Pedagang Korban Kebakaran Pasar Senen Mengaku Diintimidasi

M Sholahadhin Azhar • 13 April 2017 17:18
medcom.id, Jakarta: Pedagang korban kebakaran di Blok I & II  Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengaku diintimidasi. Pelakunya, orang-orang bayaran atau preman.
 
Sinaga, pedagang baju bekas di Pasar Senen, mengatakan, intimidasi terjadi saat pedagang berunjuk rasa pada 3 April 2017. Saat itu, pedagang mendatangi kantor pusat Pembangunan Jaya di Bintaro, Jakarta Selatan. Mereka menuntut pemeberian kios dilakukan terbuka.
 
"Direksi bilang ditinjau ulang, tapi setelah itu di sini diintimidasi. Mereka turunkan preman" kata Sinaga di tempat parkir Pasar Senen Jaya Blok I & II, Jakarta, Jumat 13 April 2017.

Baca: Alasan Pedagang tak Menempati Blok V Pasar Senen
 
Menurut dia, bentuk intimidasi bermacam-macam, tapi yang paling dominan pencabutan kayu untuk kios sementara. Walhasil, banyak kios sementara yang roboh. Barang dagangan tertindih kayu dan rusak. Celakanya, kejadian ini terus berulang.
 
Pada 10 April 2017, pedagang kembali menyerbu kantor Pembangunan Jaya. Mereka menagih janji peninjauan. Tapi, apa yang didapat: pedagang diusir. Mereka tak diperkenankan bertemu direksi.
 
Sinaga menyatakan, intimidasi juga dialami pedagang yang pindah ke Blok V. Namun, mereka takut untuk berkomunikasi dengan pengelola.
 
"Di dalam tidak berani karena ada isu kehilangan lapak," ujar Sinaga.
 
Jika ingin semua pedagang pindah, pengelola dituntut bersikap terbuka dan bersih. "Kalau tempat itu bersih dari sampah (oknum), besok juga kami pindah kok," imbuhnya.
 
Selain intimidasi, pengelola Blok V Pasar Senen Jaya menurut Sinaga juga tak menyimak pernyataan Pemerintah Provinsi. Belum lama ini Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono menggratiskan biaya sewa lapak di tempat relokasi. Namun, kabarnya pada Mei 2017 nanti tiap pedagang ditarik biaya
 
"Kami bukan dari 0 tapi dari minus, masak mereka tega. Mei nanti kami ditarik Rp60 ribu per meter, sementara Sumarsono bilang gratis satu tahun," pungkas Sinaga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan