medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan mencanangkan imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Sebanyak 75 ribu siswi kelas lima sekolah dasar (SD) di Jakarta akan mendapat vaksin guna mencegah kanker serviks atau kanker leher rahim itu di tahap awal.
"Tahap awal ini ditargetkan dua bulan selesai," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di SDN Lubang Buaya 11 Pagi, Jalan Al Baidho, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).
Djarot berharap, tahap awal dapat selesai tepat waktu karena uang yang dikucurkan untuk vaksin ini tak sedikit. Pemerintah harus merogoh kocek Rp160 ribu per orang dalam sekali vaksin.
"Sekali vaksin itu Rp160 ribu. Dikali dua kan berarti Rp320 ribu, kali 75 ribu anak," kata Djarot.
Imunisasi HPV, lanjut Djarot, dilakukan sebagai upaya Pemprov DKI menjadikan Jakarta sebagai kota yang sehat. Kota yang dihuni manusia-manusia sehat.
(Baca: Wagub Djarot Jamin Vaksin HPV di Puskesmas Asli)
Senada, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, imunisasi tak bisa dilakukan hanya dalam satu hari. Butuh waktu cukup lama untuk memberikan vaksin kepada 75 ribu siswi.
"Jadi, dikasih (tenggat waktu) dua bulan," ucap dia.
Menurut Nila, imunisasi HPV ini belum dilakukan di semua daerah. Sebab, harga vaksin cukup mahal.
Hanya beberapa daerah yang sudah melaksanakan imunisasi HPV, seperti Bali. Itu pun, kata Nila, belum dilakukan di seluruh kabupaten yang ada di Pulau Dewata.
"Kalau kita tidak punya dana di daerah, ya sulit juga," kata dia.
(Baca: Kemenkes Harap Orang Tua Manfaatkan Vaksin HPV Gratis)
Meski demikian, Nila mengakui baru Pemprov DKI yang menjalankan imunisasi dengan modal sedikit. Sebab, Pemprov DKI membeli vaksin imunisasi dengan harga murah dari Bio Farma.
"Bisa beli lebih murah karena DKI belinya banyak. Dapat harganya, istilah saya, harga grosir. Tapi ini yang resmi ya," kata Nila.
Sekedar informasi, kanker serviks atau kanker leher rahim adalah sejenis kanker yang 99,7 persen disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik. Di Indonesia, hanya 5 persen yang melakukan penapisan kanker leher rahim.
Sebanyak 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker ini biasanya tanpa gejala apa pun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes pap smear dan Inpeksi Visual Asam Asetat (IVA).
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan mencanangkan imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Sebanyak 75 ribu siswi kelas lima sekolah dasar (SD) di Jakarta akan mendapat vaksin guna mencegah kanker serviks atau kanker leher rahim itu di tahap awal.
"Tahap awal ini ditargetkan dua bulan selesai," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di SDN Lubang Buaya 11 Pagi, Jalan Al Baidho, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).
Djarot berharap, tahap awal dapat selesai tepat waktu karena uang yang dikucurkan untuk vaksin ini tak sedikit. Pemerintah harus merogoh kocek Rp160 ribu per orang dalam sekali vaksin.
"Sekali vaksin itu Rp160 ribu. Dikali dua kan berarti Rp320 ribu, kali 75 ribu anak," kata Djarot.
Imunisasi HPV, lanjut Djarot, dilakukan sebagai upaya Pemprov DKI menjadikan Jakarta sebagai kota yang sehat. Kota yang dihuni manusia-manusia sehat.
(Baca: Wagub Djarot Jamin Vaksin HPV di Puskesmas Asli)
Senada, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, imunisasi tak bisa dilakukan hanya dalam satu hari. Butuh waktu cukup lama untuk memberikan vaksin kepada 75 ribu siswi.
"Jadi, dikasih (tenggat waktu) dua bulan," ucap dia.
Menurut Nila, imunisasi HPV ini belum dilakukan di semua daerah. Sebab, harga vaksin cukup mahal.
Hanya beberapa daerah yang sudah melaksanakan imunisasi HPV, seperti Bali. Itu pun, kata Nila, belum dilakukan di seluruh kabupaten yang ada di Pulau Dewata.
"Kalau kita tidak punya dana di daerah, ya sulit juga," kata dia.
(Baca: Kemenkes Harap Orang Tua Manfaatkan Vaksin HPV Gratis)
Meski demikian, Nila mengakui baru Pemprov DKI yang menjalankan imunisasi dengan modal sedikit. Sebab, Pemprov DKI membeli vaksin imunisasi dengan harga murah dari Bio Farma.
"Bisa beli lebih murah karena DKI belinya banyak. Dapat harganya, istilah saya, harga grosir. Tapi ini yang resmi ya," kata Nila.
Sekedar informasi, kanker serviks atau kanker leher rahim adalah sejenis kanker yang 99,7 persen disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik. Di Indonesia, hanya 5 persen yang melakukan penapisan kanker leher rahim.
Sebanyak 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker ini biasanya tanpa gejala apa pun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes pap smear dan Inpeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)