Jakarta: Perang harga atau penurunan tarif yang terjadi antara Gojek dan Grab beberapa waktu terakhir merugikan pengemudi.
Semula harga bayar terendah Gojek dari Rp10 ribu menjadi Rp8 ribu. Dengan penurunan itu, pengemudi mendapat minimal Rp6.400 untuk setiap order GoRide, padahal sebelumnya mendapatkan minimal Rp 8 ribu per order.
Sementara pengemudi Grab mengeluhkan persoalan pembayaran insentif dan promo yang begitu lamban, baik sebelum maupun setelah Grab resmi mengakuisisi Uber.
"Sebenarnya Gojek sudah oke tapi karna Grab nurunin tarif dan kasih promo setelah gabung sama Uber, mau enggak mau Gojek juga turunin harga dan kasih diskon. Makanya pada demo," kata pengemudi Gojek berinisial AN, 40 kepada Medcom.id di Monas, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Baca: Ribuan Driver Ojek Online Berdemo di Depan Istana
Menurutnya penyesuaian tarif dasar satu harga dapat membuat persaingan antarojek online menjadi lebih sehat. Lagi pula, ia merasa para pengemudi diperas dengan adanya diskon dan penurunan tarif.
Imbas dari unjuk rasa tersebut, ribuan pengemudi ojek online sepakat untuk tidak mengambil penumpang selama demo dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB hingga 15.00 WIB. Para penumpang pun menjadi kewalahan untuk mencari alternatif transportasi lainnya. Bahkan ada yang mengaku berjalan kaki hingga 2 kilometer lantaran tak ada pengemudi.
"Tadi dari stasiun Kebayoran mau nyambung ojol ke Mabes Polri tapi pesan 5 menit nggak ada yang masuk. Kebetulan bawa uang cash pas pasan, nyari atm nggak ada, dan biasnaya pake uang elektronik ojol, akhirnya jalan kaki," kata Aliando, 28, pegawai swasta saat dihubungi Medcom.id.
Alindo yang gemar menggunakan transportasi online ini mengaku sempat dicurhati tukang ojek online yang sedang mangkal. Mereka takut membawa penumpang karena ada aksi sweeping yang terjadi di sejumkah titik. Aksi demo katanya juga dilatarbelakangi bonus dan insentif yang belum cair bulan ini.
"Kemudian cari yang mangkal ojol-ojol pada nggak mau katanya ada demo takut di sweeping dan pada nggak pake atribut ojol juga. Saya juga sempat nanya katanya bonus dan insentifnya pada nggak keluar atau cair," tuturnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/1bV4ZRQK" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Perang harga atau penurunan tarif yang terjadi antara Gojek dan Grab beberapa waktu terakhir merugikan pengemudi.
Semula harga bayar terendah Gojek dari Rp10 ribu menjadi Rp8 ribu. Dengan penurunan itu, pengemudi mendapat minimal Rp6.400 untuk setiap order GoRide, padahal sebelumnya mendapatkan minimal Rp 8 ribu per order.
Sementara pengemudi Grab mengeluhkan persoalan pembayaran insentif dan promo yang begitu lamban, baik sebelum maupun setelah Grab resmi mengakuisisi Uber.
"Sebenarnya Gojek sudah oke tapi karna Grab nurunin tarif dan kasih promo setelah gabung sama Uber, mau enggak mau Gojek juga turunin harga dan kasih diskon. Makanya pada demo," kata pengemudi Gojek berinisial AN, 40 kepada
Medcom.id di Monas, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Baca: Ribuan Driver Ojek Online Berdemo di Depan Istana
Menurutnya penyesuaian tarif dasar satu harga dapat membuat persaingan antarojek online menjadi lebih sehat. Lagi pula, ia merasa para pengemudi diperas dengan adanya diskon dan penurunan tarif.
Imbas dari unjuk rasa tersebut, ribuan pengemudi ojek online sepakat untuk tidak mengambil penumpang selama demo dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB hingga 15.00 WIB. Para penumpang pun menjadi kewalahan untuk mencari alternatif transportasi lainnya. Bahkan ada yang mengaku berjalan kaki hingga 2 kilometer lantaran tak ada pengemudi.
"Tadi dari stasiun Kebayoran mau nyambung ojol ke Mabes Polri tapi pesan 5 menit nggak ada yang masuk. Kebetulan bawa uang cash pas pasan, nyari atm nggak ada, dan biasnaya pake uang elektronik ojol, akhirnya jalan kaki," kata Aliando, 28, pegawai swasta saat dihubungi Medcom.id.
Alindo yang gemar menggunakan transportasi online ini mengaku sempat dicurhati tukang ojek online yang sedang mangkal. Mereka takut membawa penumpang karena ada aksi sweeping yang terjadi di sejumkah titik. Aksi demo katanya juga dilatarbelakangi bonus dan insentif yang belum cair bulan ini.
"Kemudian cari yang mangkal ojol-ojol pada nggak mau katanya ada demo takut di sweeping dan pada nggak pake atribut ojol juga. Saya juga sempat nanya katanya bonus dan insentifnya pada nggak keluar atau cair," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)