Jakarta: Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menekankan pentingnya melakukan sinergi dalam menghadapi potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem. Dia menyebut cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung pada November hingga Februari 2023.
"Ini merupakan sinergi Pemprov DKI Jakarta, Kemenko PMK, BNPB, serta berbagai lembaga penggiat kemanusiaan lainnya," kata Heru saat hadir dalam apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di Cibubur, Jakarta Timur, Rabu, 8 November 2022.
Menurut dia, kesiapan pemerintah yakni mencermati prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada November 2022 hingga Februari 2023, ada potensi cuaca ekstrem di antaranya hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
"Pada periode tersebut, kita harus siap dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Jakarta dan sekitarnya," pesan Heru.
Apel dilakukan bersama jajaran Forkopimda DKI Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letjen TNI Suharyanto. Pada apel kesiapsiagaan itu dihadiri juga oleh peserta daring yaitu 10 provinsi dan 34 kabupaten/kota di Tanah Air.
Sementara itu, sekitar 2.500 orang hadir dalam apel kesiapan itu yang terdiri dari unsur 10 kementerian/lembaga, TNI/Polri, Pemda, tiga BPBD Provinsi, BUMN, BUMD DKI, 15 kelurahan, lima universitas, serta 128 lembaga penggiat kebencanaan.
Jakarta: Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menekankan pentingnya melakukan sinergi dalam menghadapi potensi
bencana alam akibat
cuaca ekstrem. Dia menyebut cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung pada November hingga Februari 2023.
"Ini merupakan sinergi Pemprov DKI Jakarta, Kemenko PMK, BNPB, serta berbagai lembaga penggiat kemanusiaan lainnya," kata Heru saat hadir dalam apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di Cibubur, Jakarta Timur, Rabu, 8 November 2022.
Menurut dia, kesiapan pemerintah yakni mencermati prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
BMKG) pada November 2022 hingga Februari 2023, ada potensi cuaca ekstrem di antaranya hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
"Pada periode tersebut, kita harus siap dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Jakarta dan sekitarnya," pesan Heru.
Apel dilakukan bersama jajaran Forkopimda DKI Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letjen TNI Suharyanto. Pada apel kesiapsiagaan itu dihadiri juga oleh peserta daring yaitu 10 provinsi dan 34 kabupaten/kota di Tanah Air.
Sementara itu, sekitar 2.500 orang hadir dalam apel kesiapan itu yang terdiri dari unsur 10 kementerian/lembaga, TNI/Polri, Pemda, tiga BPBD Provinsi, BUMN, BUMD DKI, 15 kelurahan, lima universitas, serta 128 lembaga penggiat kebencanaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)