medcom.id, Jakarta: Aktivitas jual beli obat-obatan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, belum benar-benar pulih pasca-razia obat palsu dan kadaluarsa belum lama ini. Omzet penjual obat di sana rata-rata anjlok 20 hingga 30 persen.
Konsumen tampaknya masih cemas. Apalagi, dalama razia ditemukan obat palsu dan kadaluarsa di pasar obat rakyat terbesar di Ibu Kota itu. "(Ada) Rasa ketakutan para pembeli," kata Kepala PD Pasar Pramuka Ajie Ruslan kepada Metrotvnews.com, Kamis (15/9/2016).
Ajie kini fokus mengembalikan nama baik Pasar Pramuka. Apalagi, PD Pasar Jaya juga akan memberikan ruang kantor untuk perwakilan petugas Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta. Letaknya di lantai tiga. "Kita belajar dari kasus ini, jangan sampai terulang. BPOM akan dengan mudah bertugas," ujar Ajie.
Belum Bisa Beri Jaminan
Ke depan, PD Pasar Pramuka akan lebih ketat dan selektif terhadap pelaku bisnis obat-obatan. Pembinaan, penyuluhan, dan penindakan juga akan lebih intensif. PD Pasar Pramuka akan menggandeng BPOM DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, serta Kepolisian.
"Sebelumnya hanya tergantung program. Mungkin setahun hanya tiga kali pembinaan. Sekarang akan diperketat menjadi satu bulan sekali," ujarnya.
Pasar Pramuka--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Ajie tak berani menjamin 100 persen yang diperjual-belikan di Pasar Pramuka, aman. Dia masih menunggu rekomendasi BPOM dan hasil penyelidikan polisi.
"Saya kurang tahu (sampai kapan). Kita berusaha secepatnya karena ada beberapa kios yang perlu didata BPOM. Pengendalian memang dilakukan BPOM, kios yang lain saya rasa tidak ada masalah," ucapnya.
Baca: BPOM Kembali Geledah Apotek Bermasalah di Pasar Pramuka
Pada 13 September, BPOM menggeledah enam Apotek Rakyat di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Petugas memeriksa data obat di enam apotek yang sebelumnya sempat ditutup, karena bermasalah.
Petugas BPOM didampingi petugas PD Pasar Jaya memeriksa dokumen pembelian obat di apotek tersebut. Tak hanya itu, petugas juga memeriksa tanggal kadaluarsa obat di apotek tersebut.
Pasar Pramuka--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Sebelumnya, Rabu 7 September, ke enam apotek itu ditutup setelah digeledah BPOM dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Dalam penggerebekan itu ditemukan sejumlah obat kadaluarsa dan tanpa izin edar.
Enam Apotek Rakyat itu sudah resmi ditutup dan tidak diperkenankan berjualan kembali di Pasar Pramuka. Jika dalam pengecekan obat tersebut ditemukan ada obat bermasalah maka akan dimusnahkan.
Kepala Seksi Pemeriksaan BPOM DKI Jakarta, Wydia Safitri, mengatakan sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama keenam apotek itu ditutup permanen per 7 September.
Catatan BPOM, keenam apotek punya riwayat buram. Mereka menjual obat kadaluarsa dan obat tanpa izin edar sepanjang 2010 hingga 2015.
medcom.id, Jakarta: Aktivitas jual beli obat-obatan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, belum benar-benar pulih pasca-razia obat palsu dan kadaluarsa belum lama ini. Omzet penjual obat di sana rata-rata anjlok 20 hingga 30 persen.
Konsumen tampaknya masih cemas. Apalagi, dalama razia ditemukan obat palsu dan kadaluarsa di pasar obat rakyat terbesar di Ibu Kota itu. "(Ada) Rasa ketakutan para pembeli," kata Kepala PD Pasar Pramuka Ajie Ruslan kepada
Metrotvnews.com, Kamis (15/9/2016).
Ajie kini fokus mengembalikan nama baik Pasar Pramuka. Apalagi, PD Pasar Jaya juga akan memberikan ruang kantor untuk perwakilan petugas Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta. Letaknya di lantai tiga. "Kita belajar dari kasus ini, jangan sampai terulang. BPOM akan dengan mudah bertugas," ujar Ajie.
Belum Bisa Beri Jaminan
Ke depan, PD Pasar Pramuka akan lebih ketat dan selektif terhadap pelaku bisnis obat-obatan. Pembinaan, penyuluhan, dan penindakan juga akan lebih intensif. PD Pasar Pramuka akan menggandeng BPOM DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, serta Kepolisian.
"Sebelumnya hanya tergantung program. Mungkin setahun hanya tiga kali pembinaan. Sekarang akan diperketat menjadi satu bulan sekali," ujarnya.

Pasar Pramuka--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Ajie tak berani menjamin 100 persen yang diperjual-belikan di Pasar Pramuka, aman. Dia masih menunggu rekomendasi BPOM dan hasil penyelidikan polisi.
"Saya kurang tahu (sampai kapan). Kita berusaha secepatnya karena ada beberapa kios yang perlu didata BPOM. Pengendalian memang dilakukan BPOM, kios yang lain saya rasa tidak ada masalah," ucapnya.
Baca: BPOM Kembali Geledah Apotek Bermasalah di Pasar Pramuka
Pada 13 September, BPOM menggeledah enam Apotek Rakyat di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Petugas memeriksa data obat di enam apotek yang sebelumnya sempat ditutup, karena bermasalah.
Petugas BPOM didampingi petugas PD Pasar Jaya memeriksa dokumen pembelian obat di apotek tersebut. Tak hanya itu, petugas juga memeriksa tanggal kadaluarsa obat di apotek tersebut.
Pasar Pramuka--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Sebelumnya, Rabu 7 September, ke enam apotek itu ditutup setelah digeledah BPOM dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Dalam penggerebekan itu ditemukan sejumlah obat kadaluarsa dan tanpa izin edar.
Enam Apotek Rakyat itu sudah resmi ditutup dan tidak diperkenankan berjualan kembali di Pasar Pramuka. Jika dalam pengecekan obat tersebut ditemukan ada obat bermasalah maka akan dimusnahkan.
Kepala Seksi Pemeriksaan BPOM DKI Jakarta, Wydia Safitri, mengatakan sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama keenam apotek itu ditutup permanen per 7 September.
Catatan BPOM, keenam apotek punya riwayat buram. Mereka menjual obat kadaluarsa dan obat tanpa izin edar sepanjang 2010 hingga 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)