“Selama dua triwulan berturut-turut,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Perubahan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2022 secara virtual, Selasa, 22 Desember 2020.
Anies mengatakan pertumbuhan ekonomi DKI minus 8,23 persen pada triwulan kedua 2020. Kemudian di triwulan ketiga 2020 minus 3,82 persen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Ini year on year (yoy) datanya dan menunjukkan bahwa kita memang mengalami kontraksi,” ujar dia.
Menurut Anies, kontraksi disebabkan adanya pembatasan kegiatan melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan itu harus diambil untuk menekan penularan covid-19.
“Supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita mencegah penularan lewat pengurangan aktivitas,” terang Anies.
Baca: Anies Perpanjang PSBB Transisi DKI Hingga 3 Januari 2021
Meski begitu, Anies mengutip laporan proyeksi dari Bank Indonesia kantor perwakilan DKI. Laporan itu memprediksi perekonomian Ibu Kota tumbuh sekitar 5 sampai 5,4 persen pada 2021.
“Diharapkan tahun 2022 membaik di kisaran 5,8 persen sampai 6,2 persen,” papar Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Anies menyambut baik laporan tersebut dan menjadi lecutan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Supaya, roda perekonomian Jakarta segera bangkit dan berkontribusi bagi perekonomian nasional.