medcom.id, Jakarta: Tenda-tenda warga yang masih berdiri di atas puing-puing bangunan di Jalan Rawajati bakal segera ditertibkan. Lurah Rawajati, Rudi Budiyanto mengatakan tenda-tenda warga harus menertibkan, karena menggangu aktivitas warga lainya.
Rudi mengatakan Jalan Rawajati Barat menjadi akses jalan masyarakat sekitar yang hendak berpergian menggunakan kereta rel litrik, melalui Stasiun Duren Kalibata.
“Ada laporan bahwa warga ada yang menutup jalan dan anak-anak meminta-minta uang pada masyarakat yang lewat. Ini tidak bisa dibiarkan karena jatuhnya sudah mengganggu. Padahal kita juga bukan lepas tangan,” kata Rudi saat dihubungi, Minggu (4/9/2016).
Rudi menyatakan setelah mendapat laporan tersebut langsung melakukan upaya persuasif. Warga yang masih bertahan di tenda diminta segera mendaftar ke kelurahan untuk mendapat unit hunian di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.
Warga Rawajati bertahan di lokasi penertiban--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Sebabnya, hingga kini warga masih bertahan dengan argument tidak tahu cara untuk mendaftar agar mendapat hunian rusun.
“Banyak yang bilang tidak tahu. Nah, saya harap setelah sosialisasi langsung yang tidak tahu sekarang jadi tahu dan mau datang ke kantor lurah. Kami buka setiap hari sampai pukul 16.00 WIB,” tukasnya.
Baca: Warga Rawajati Dapat Bantuan Makanan & Terpal dari LSM
Hingga kini menurut Rudi ada 10 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di tenda. Sementara hanya enam KK dari total 60 KK yang sudah menempati hunian di Rusunawa Marunda.
Warga Rawajati bertahan di lokasi penertiban--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Kamis 1 September, sebanyak 60 bangunan di pinggiran rel Rawajati Pancoran, Jakarta Selatan dirobohkan. Penertiban bangunan dikawal 500 personel Satpol PP dibantu polisi dari Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya.
Baca: DKI Jamin Pendidikan Anak Korban Penggusuran
Hingga saat ini warga eks Rawajati Barat masih enggan angkat kaki. Mereka memilih mendirikan tenda untuk tinggal.
Tahun 2015, Pemprov DKI sudah memberi peringatan kepada warga untuk mengosongkan lahan. Eksekusi penertiban juga sempat diundur. Semula eksekusi penertiban akan dilakukan pada awal Juni 2016. Berkat negosiasi penggusuran akhirnya ditunda.
Meski diberi tenggat waktu cukup lama, warga keukeuh menolak direlokasi ke tempat yang sudah disediakan. Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama heran kenapa warga sulit dipindahkan ke tempat lebih baik. Padahal Pemprov DKI Jakarta memberikan berbagai fasilitas gratis buat warga. Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menyebut warga sudah terlalu manja.
medcom.id, Jakarta: Tenda-tenda warga yang masih berdiri di atas puing-puing bangunan di Jalan Rawajati bakal segera ditertibkan. Lurah Rawajati, Rudi Budiyanto mengatakan tenda-tenda warga harus menertibkan, karena menggangu aktivitas warga lainya.
Rudi mengatakan Jalan Rawajati Barat menjadi akses jalan masyarakat sekitar yang hendak berpergian menggunakan kereta rel litrik, melalui Stasiun Duren Kalibata.
“Ada laporan bahwa warga ada yang menutup jalan dan anak-anak meminta-minta uang pada masyarakat yang lewat. Ini tidak bisa dibiarkan karena jatuhnya sudah mengganggu. Padahal kita juga bukan lepas tangan,” kata Rudi saat dihubungi, Minggu (4/9/2016).
Rudi menyatakan setelah mendapat laporan tersebut langsung melakukan upaya persuasif. Warga yang masih bertahan di tenda diminta segera mendaftar ke kelurahan untuk mendapat unit hunian di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.
Warga Rawajati bertahan di lokasi penertiban--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Sebabnya, hingga kini warga masih bertahan dengan argument tidak tahu cara untuk mendaftar agar mendapat hunian rusun.
“Banyak yang bilang tidak tahu. Nah, saya harap setelah sosialisasi langsung yang tidak tahu sekarang jadi tahu dan mau datang ke kantor lurah. Kami buka setiap hari sampai pukul 16.00 WIB,” tukasnya.
Baca: Warga Rawajati Dapat Bantuan Makanan & Terpal dari LSM
Hingga kini menurut Rudi ada 10 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di tenda. Sementara hanya enam KK dari total 60 KK yang sudah menempati hunian di Rusunawa Marunda.
Warga Rawajati bertahan di lokasi penertiban--Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Kamis 1 September, sebanyak 60 bangunan di pinggiran rel Rawajati Pancoran, Jakarta Selatan dirobohkan. Penertiban bangunan dikawal 500 personel Satpol PP dibantu polisi dari Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya.
Baca: DKI Jamin Pendidikan Anak Korban Penggusuran
Hingga saat ini warga eks Rawajati Barat masih enggan angkat kaki. Mereka memilih mendirikan tenda untuk tinggal.
Tahun 2015, Pemprov DKI sudah memberi peringatan kepada warga untuk mengosongkan lahan. Eksekusi penertiban juga sempat diundur. Semula eksekusi penertiban akan dilakukan pada awal Juni 2016. Berkat negosiasi penggusuran akhirnya ditunda.
Meski diberi tenggat waktu cukup lama, warga keukeuh menolak direlokasi ke tempat yang sudah disediakan. Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama heran kenapa warga sulit dipindahkan ke tempat lebih baik. Padahal Pemprov DKI Jakarta memberikan berbagai fasilitas gratis buat warga. Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menyebut warga sudah terlalu manja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)