Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahillah
Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahillah

DKI Gelontorkan Rp171 Miliar Buat Bangun Trotoar Tahun Depan

Putri Anisa Yuliani • 18 November 2022 13:49
Jakarta: Dinas Bina Marga DKI Jakarta bakal menggelontorkan Rp171 miliar untuk membangun trotoar pada 2023. Targetnya, panjang trotoar yang dibangun mencapai 20 kilometer.
 
"Ya, rencananya dari anggaran Rp171 miliar itu kita akan fokuskan di Matraman Raya," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho di Balai Kota, Jumat, 18 November 2022.
 
Ia menjelaskan mulanya Dinas Bina Marga DKI mengusulkan anggaran pembangunan trotoar Rp200 miliar. Namun, dalam pembahasan RAPBD 2023 bersama DPRD DKI, anggaran dipangkas menjadi Rp171 miliar.

"Nah, itu (trotoar) akan kita luruskan dari Matraman Raya ke Salemba. Itu satu. Kemudian di Harmoni, Jalan Gunung Sahari kemudian lanjut ke Jalan Mas Mansyur yang lanjutan," jelas dia.
 
Menurut Hari, membangun trotoar memang ditargetkan pada kawasan, bukan per ruas jalan. "Supaya nanti jadi satu kesatuan satu sistem, biar orang mau ke arah angkutan itu bisa nyaman, aman, dan bisa cepat ke angkutan umum," ujar dia.
 
Hari menjelaskan pihaknya tidak akan semata membangun trotoar tetapi juga melakukan penataan jalan dengan konsep complete street. Konsep ini sudah digunakan di berbagai wilayah seperti Jalan Barito, Jalan Kramat Raya, hingga jalan protokol.
 

Baca: 2023, Jalur Sepeda di Jakarta Bakal Dievaluasi Total


Konsep ini dilakukan dengan mengonsistensi lajur jalan guna mencegah terjadinya bottle neck. Jika memungkinkan, akan disediakan jalur sepeda di trotoar yang akan dibangun seperti halnya di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin.
 
"Complete Steet artinya ya minimal lebar trotoar 3-4 meter. Kemudian kita pakai complete street itu ya pakai bollard maupun guiding block maupun yang lain," tuturnya.
 
Ia membantah dengan konsistensi lajur itu akan mengurangi kapasitas jalan. Pembangunan trotoar diklaim sudah memiliki prinsip keadilan. Terlebih, dalam jangka panjang, Jakarta harus meningkat menjadi kota global, yang mengutamakan kenyamanan bagi pejalan kaki dan pesepeda sebagai golongan non motorized transport.
 
"Jadi artinya macet itu ada batasan saat proses pengerjaan fisik saja. Kita butuh waktu maksimal 3 bulan," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan