Balai Kota DKI Jakarta. Foto: MI/Arya Manggala.
Balai Kota DKI Jakarta. Foto: MI/Arya Manggala.

BPS DKI: Wilayah Jakut Alami Kemiskinan Ekstrem Terbanyak

Putri Anisa Yuliani • 30 Januari 2023 14:07
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebut angka kemiskinan ekstrem di Jakarta pada Maret 2022 meningkat 0,2 persen menjadi 0,89 persen dari Maret 2021. Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana mengatakan wilayah dengan peningkatan kemiskinan ekstrem terbanyak adalah Jakarta Utara.
 
"Iya dari data makro kami seperti itu di Jakarta Utara," kata Suryana usai rapat bersama Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota, Senin, 30 Januari 2023.
 
Kategori kemiskinan ekstrem yakni warga yang memiliki pengeluaran per hari kurang dari US$1,9 atau Rp11.633, serta memiliki pengeluaran kurang dari Rp350 ribu per bulan. Kemiskinan ekstrem ini ditemukan dan dimiliki oleh penduduk yang umumnya memiliki kepala keluarga dengan rata-rata usia 45,5 tahun, dengan rata-rata pendidikan terakhir adalah SMA.

"Memiliki perumahan ada yang belum layak, luas lahan per kapita di bawah 8 meter persegi. Tadi kami sampaikan kepada Pj Gubernur gambaran bagaimana penduduk miskin ekstrem di DKI," tutur dia.
 
Untuk mengetahui lebih rinci terkait kondisi kemiskinan ekstrem di Jakarta, BPS akan berkoordinasi dengan jajaran Pemprov DKI. Dia menyebut DKI Jakarta telah memiliki dua data mikro. 
 
"Sudah ready sebenarnya, ada data P3KE yang dikirimkan dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), kemudian data P3KE ini sumbernya dari data Carik Jakarta yang diberikan pemeringkatan status kesejahteraan keluarganya," jelas Suryana.

Baca: 95 Ribu Penduduk Jakarta Mengalami Kemiskinan Ekstrem


Dia menerangkan BPS menghitung data makro. Maka untuk menelusuri siapa dan di mananya, membutuhkan data mikro.
 
"By name by address itu menggunakan data mikro yang sudah ada di Pemprov DKI Jakarta," ungkap dia. 
 
Di sisi lain, ia menjelaskan penyebab angka kemiskinan secara umum di Jakarta bisa menurun. Salah satunya karena pengendalian inflasi di Jakarta sangat baik.
 
"Jadi, walaupun di Indonesia mengalami kenaikan persentase tapi di DKI Jakarta karena harga-harganya termasuk terkendali dengan baik, maka tidak menyebabkan daya beli masyarakat di DKI Jakarta di bawah garis kemiskinannya. Jadi masih survive," tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan