Jakarta: Pembangunan Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Tanah Abang tidak mengubah kondisi trotoar di Jalan Jatibaru. Lokasi itu tetap dipenuhi pedagang kaki lima dan semrawut.
Indri, 27, salah seorang pejalan kaki yang hendak pergi ke Blok B Tanah Abang mengatakan kondisi trotoar sebelum maupun sesudah adanya JPM Tanah Abang tak berubah.
"Menurut saya enggak banyak berubah, masih semrawut. Pedagang masih tetap dagang di trotoar, " kata Indri saat ditemui di kawasan Tanah Abang, Senin, 8 April 2019.
Ia mengungkapkan, keberadaan pedagang di trotoar menganggu pejalan kaki. "Kalau kaya gini kondisinya, kan kasihan sama yang lagi buru-buru. Jalan jadi tersendat," kata Indri.
Pantauan Media Indonesia, masih banyak pedagang yang berjualan di trotoar di bawah JPM. Keberadaan para pedagang di trotoar membuat lalu lintas pejalan kaki terhambat.
Baca: Skybridge Tanah Abang Dinilai Bukan Solusi
Salah satu pedagang, Taufik, 52, mengatakan dirinya bersama beberapa pedagang memang tak berniat pindah ke JPM. "Dari dulu berjualan di sini, lebih betah di sini, kami tak mau dipaksa harus berjualan di atas jembatan," kata Taufik.
Ketika ditanya mengenai pejalan kaki yang sulit melintasi trotoar, ia menyebut hal itu sudah lumrah. "Dari dulu juga sudah desak-desakan. Namanya pasar ya pasti desak-desakan," ujar Taufik.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau Skybridge Tanah Abang dan dibuka untuk umum pada 7 Desember 2018. Terdapat 446 kios yang disediakan untuk merelokasi PKL yang berdagang di Jalan Jatibaru, Tanah Abang. (Rifaldi Putra irianto)
Jakarta: Pembangunan Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Tanah Abang tidak mengubah kondisi trotoar di Jalan Jatibaru. Lokasi itu tetap dipenuhi pedagang kaki lima dan semrawut.
Indri, 27, salah seorang pejalan kaki yang hendak pergi ke Blok B Tanah Abang mengatakan kondisi trotoar sebelum maupun sesudah adanya JPM Tanah Abang tak berubah.
"Menurut saya enggak banyak berubah, masih semrawut. Pedagang masih tetap dagang di trotoar, " kata Indri saat ditemui di kawasan Tanah Abang, Senin, 8 April 2019.
Ia mengungkapkan, keberadaan pedagang di trotoar menganggu pejalan kaki. "Kalau kaya gini kondisinya, kan kasihan sama yang lagi buru-buru. Jalan jadi tersendat," kata Indri.
Pantauan Media Indonesia, masih banyak pedagang yang berjualan di trotoar di bawah JPM. Keberadaan para pedagang di trotoar membuat lalu lintas pejalan kaki terhambat.
Baca: Skybridge Tanah Abang Dinilai Bukan Solusi
Salah satu pedagang, Taufik, 52, mengatakan dirinya bersama beberapa pedagang memang tak berniat pindah ke JPM. "Dari dulu berjualan di sini, lebih betah di sini, kami tak mau dipaksa harus berjualan di atas jembatan," kata Taufik.
Ketika ditanya mengenai pejalan kaki yang sulit melintasi trotoar, ia menyebut hal itu sudah lumrah. "Dari dulu juga sudah desak-desakan. Namanya pasar ya pasti desak-desakan," ujar Taufik.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau Skybridge Tanah Abang dan dibuka untuk umum pada 7 Desember 2018. Terdapat 446 kios yang disediakan untuk merelokasi PKL yang berdagang di Jalan Jatibaru, Tanah Abang.
(Rifaldi Putra irianto)Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)