Jakarta: Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan fogging tak efektif membasmi nyamuk Demam Berdarah Dengeu (DBD). Pasalnya, fogging yang dilakukan secara menyeluruh dan intens membuat nyamuk semakin kuat.
"Iya (tidak efektif). Kita sampaikan ke warga, fogging itu bukan untuk pencegahan," kata Widyastuti saat dihubungi, Jakarta, Jumat 1 Februari 2019.
Widyastuti menuturkan, fogging yang dilakukan secara berkala membuat nyamuk mudah beradaptasi. Dengan begitu, nyamuk menjadi resisten.
"Kayak obat, kalau diminum tanpa indikasi yang kuat lama-lama nyamuk itu bandel. Dia juga bisa beradapatasi dengan itu, lama-lama dia enggak mempan," ucap dia.
Widyastuti menuturkan pihaknya telah memiliki obat lain yang lebih efektif dari fogging. Obat yang dimaksud Widyastuti ialah jenis insektisida dari Kementerian Kesehatan.
"Kami pilih obat yang sudah direkomendasi Kementrian Kesehatan. Jadi, pemberian itu bukan sembarang tapi benar-benar rekomendasi dari Kami," ungkap dia.
Baca: 813 Warga DKI Terserang DBD
Saat ini, penderita DBD sudah mencapai 813 orang dari 662 orang dengan incidence rate (IR) 7,77. IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD.
Semakin tinggi angka IR, maka semakin tinggi kejadiannya. Penderita DBD paling banyak berada di kecamatan Kalideres dengan jumlah pasien 104 orang. Lalu Cengkareng sebanyak 60 pasien dan Jagakarsa 51 pasien.Adapun penderita di Kecamatan Cipayung sebanyak 41 orang dan di Kebayoran Baru sebanyak 39 orang.
Jakarta: Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan
fogging tak efektif membasmi nyamuk Demam Berdarah Dengeu (DBD). Pasalnya,
fogging yang dilakukan secara menyeluruh dan intens membuat nyamuk semakin kuat.
"Iya (tidak efektif). Kita sampaikan ke warga,
fogging itu bukan untuk pencegahan," kata Widyastuti saat dihubungi, Jakarta, Jumat 1 Februari 2019.
Widyastuti menuturkan,
fogging yang dilakukan secara berkala membuat nyamuk mudah beradaptasi. Dengan begitu, nyamuk menjadi resisten.
"Kayak obat, kalau diminum tanpa indikasi yang kuat lama-lama nyamuk itu bandel. Dia juga bisa beradapatasi dengan itu, lama-lama dia enggak mempan," ucap dia.
Widyastuti menuturkan pihaknya telah memiliki obat lain yang lebih efektif dari
fogging. Obat yang dimaksud Widyastuti ialah jenis insektisida dari Kementerian Kesehatan.
"Kami pilih obat yang sudah direkomendasi Kementrian Kesehatan. Jadi, pemberian itu bukan sembarang tapi benar-benar rekomendasi dari Kami," ungkap dia.
Baca: 813 Warga DKI Terserang DBD
Saat ini, penderita DBD sudah mencapai 813 orang dari 662 orang dengan
incidence rate (IR) 7,77. IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD.
Semakin tinggi angka IR, maka semakin tinggi kejadiannya. Penderita DBD paling banyak berada di kecamatan Kalideres dengan jumlah pasien 104 orang. Lalu Cengkareng sebanyak 60 pasien dan Jagakarsa 51 pasien.Adapun penderita di Kecamatan Cipayung sebanyak 41 orang dan di Kebayoran Baru sebanyak 39 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)