Jakarta: Pemprov DKI Jakarta menyidak gedung-gedung tinggi di Ibu Kota terkait tata kelola air dan limbah. Dari segi pemanfaatan air PAM Jaya, konsumsi gedung tinggi mendominasi.
"Commercial Customer PAM - sekitar 31-32 persen dari total Customer, tapi konsumsi airnya sekitar 55 persen dari total air yang didistribusikan," kata Dirut PAM Jaya, Erlan Hidayat kepada Medcom.id, Kamis, 15, Maret 2018.
Baca: DKI Sidak 10 Gedung Penyedot Air Tanah
Pertahun, PAM Jaya mendistribusikan 535 juta meter kubik air ke seluruh Jakarta. Dengan demikian, sekira 270 juta meter kubik lebih dari total distribusi itu disedot oleh gedung tinggi.
"Artinya memang kebutuhan commercial banyak, melampaui kebutuhan rumah tangga," jelas Erlan.
Menurutnya, saat ini Pemprov DKI tengah mencari fakta terkait pemakaian air. Sehingga angka faktual bisa didapat, dan membandingkan kebutuhan air gedung tinggi dengan tingkat konsumsi yang sesungguhnya.
Adapun terkait lokasi, hal ini berkaitan dengan pencarian fakta seputar kebutuhan air di bangunan pencakar langit. Di daerah Sudirman-Thamrin, PAM Jaya sudah terhubung dengan seluruh gedung-gedung tinggi.
"Memang Pemprov memulai dari area Komersial seputar Thamrin Sudirman, kenapa begitu? Karena untuk wilayah tersebut, air PAM sudah memadai jumlahnya. Sehingga tidak ada alasan untuk pakai air tanah lagi," pungkas Erlan.
Baca: Mayoritas Warga Jakarta Memakai Air Tanah
Terkait data, klaim PAM Jaya atas distribusi air berbeda dengan hitungan Amrta Institute. Peneliti Amrta Institute Nila Ardhianie menyebut distribusi PAM pada 2017 yakni 451.372.858 meter kubik. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada 2016 dengan 448.761.734 meter kubik.
Adapun total kebutuhan air di Jakarta pada 2017 versi Amrta yakni 1.279.346.900 meter kubik. Dengan jumlah itu ada 827.974.043 meter kubik air tanah untuk menutup kebutuhan air warga Jakarta.
Jakarta: Pemprov DKI Jakarta menyidak gedung-gedung tinggi di Ibu Kota terkait tata kelola air dan limbah. Dari segi pemanfaatan air PAM Jaya, konsumsi gedung tinggi mendominasi.
"Commercial Customer PAM - sekitar 31-32 persen dari total Customer, tapi konsumsi airnya sekitar 55 persen dari total air yang didistribusikan," kata Dirut PAM Jaya, Erlan Hidayat kepada Medcom.id, Kamis, 15, Maret 2018.
Baca:
DKI Sidak 10 Gedung Penyedot Air Tanah
Pertahun, PAM Jaya mendistribusikan 535 juta meter kubik air ke seluruh Jakarta. Dengan demikian, sekira 270 juta meter kubik lebih dari total distribusi itu disedot oleh gedung tinggi.
"Artinya memang kebutuhan commercial banyak, melampaui kebutuhan rumah tangga," jelas Erlan.
Menurutnya, saat ini Pemprov DKI tengah mencari fakta terkait pemakaian air. Sehingga angka faktual bisa didapat, dan membandingkan kebutuhan air gedung tinggi dengan tingkat konsumsi yang sesungguhnya.
Adapun terkait lokasi, hal ini berkaitan dengan pencarian fakta seputar kebutuhan air di bangunan pencakar langit. Di daerah Sudirman-Thamrin, PAM Jaya sudah terhubung dengan seluruh gedung-gedung tinggi.
"Memang Pemprov memulai dari area Komersial seputar Thamrin Sudirman, kenapa begitu? Karena untuk wilayah tersebut, air PAM sudah memadai jumlahnya. Sehingga tidak ada alasan untuk pakai air tanah lagi," pungkas Erlan.
Baca: M
ayoritas Warga Jakarta Memakai Air Tanah
Terkait data, klaim PAM Jaya atas distribusi air berbeda dengan hitungan Amrta Institute. Peneliti Amrta Institute Nila Ardhianie menyebut distribusi PAM pada 2017 yakni 451.372.858 meter kubik. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada 2016 dengan 448.761.734 meter kubik.
Adapun total kebutuhan air di Jakarta pada 2017 versi Amrta yakni 1.279.346.900 meter kubik. Dengan jumlah itu ada 827.974.043 meter kubik air tanah untuk menutup kebutuhan air warga Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)