Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama -- ANT/Muhammad Adimaja
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama -- ANT/Muhammad Adimaja

Ahok Bongkar Kebobrokan Ketua RT/RW Jakarta

LB Ciputri Hutabarat • 27 Mei 2016 13:25
medcom.id, Jakarta: Sejumlah pengurus RT/RW menolak instruksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membuat laporan via Qlue setiap hari. Bahkan mereka mengancam akan mundur dan memboikot penyelenggaraan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI.
 
Seolah kesal dengan ulah sejumlah pengurus RT/RW, pria yang akrab disapa Ahok itu membongkar kebobrokan oknum Ketua RT/RW zaman dulu. "Dulu, banyak oknum Ketua RT/RW yang bertindak laiknya makelar," ujarnya di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2016).
 
(Baca: Ahok Sentil Ketua RT dan RW Pembangkang)

Menurut Ahok, tak sedikit warga yang 'dipalak' untuk mengurus izin tertentu. Warga dulu memang diwajibkan meminta rekomendasi RT/RW untuk membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), surat keterangan tanah, ataupun KTP.
 
"Ada oknum RW minta Rp1 juta untuk rekomendasi. Ini udah saya potong semuanya," kata Ahok.
 
Saat ada warganya hendak mmebuat surat tanah, lanjut Ahok, ada oknum RT/RW yang meminta uang setiap kali mengukur tanah. "Kamu tanya saja sama orang Jakarta," ujar Ahok.
 
Ahok Bongkar Kebobrokan Ketua RT/RW Jakarta
Ketua dan pengurus RT dan RW se-Jakarta bertemu Komisi A DPRD DKI -- MTVN/Wanda Indana
 
Bahkan, cerita Ahok, ada juga oknum RT/RW yang kerap mengemplang jalur hijau. Mereka biasanya mendirikan kios dan parkir liar.
 
Beberapa menyewakan kiosnya Rp1,5 juta per bulan. Akibatnya, kini banyak fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) didirikan bangunan liar di Jakarta.
 
"Jadi, oknum RT/RW ini seolah berkuasa atas lahan. Banyak yang nyewain karena mereka merasa berhak," terang Ahok.
 
Karenanya, mantan bupati Belitung Timur ini mengajak Ketua RT/RW sebagai perpanjangan tangan Lurah untuk mengawasi warga dengan aplikasi pengaduan Qlue. Namun, banyak yang merasa diberatkan dengan aplikasi tersebut.
 
Aroma Politis
 
Penolakan sejumlah Ketua RT/RW terkait aplikasi Qlue juga membikin Ahok geleng kepala. Pasalnya, mereka melaporkan penolakan itu ke DPRD DKI Jakarta yang notabene menerima sekitar Rp900 ribu per bulan dari APBD DKI.
 
Ahok Bongkar Kebobrokan Ketua RT/RW Jakarta
Aplikasi Qlue
 
Ahok pun mencium ada unsur politik di dalamnya. "Kalau kamu enggak bisa jadi bapak atau ibu asuh, ya silakan mengundurkan diri. Kenapa mesti ke DPRD? Main politik dong?" Ucap Ahok.
 
(Baca: Ahok Tantang RT/RW Jakarta Mengundurkan Diri)
 
Ahok mengaku tak peduli dengan ancaman Ketua RT/RW yang tak akan berkontribusi saat Pemilukada mendatang. Malahan, sikap ini ditangkap Ahok sebagai gerakan yang ingin menjatuhkan dirinya supaya tak terpilih dalam Pilgub DKI 2017.
 
"Itu lebih tepat saya terjemahin," beber Ahok.
 
Dugaan Ahok adanya campur tangan politik semakin kuat, lantaran banyak Ketua RT/RW mempermasalahkan insentif Rp10 ribu per bulan. "Ya memang (politik) dong. Kalau kamu enggak politik, misalnya saya kerja dan kayaknya gaji enggak sesuai nih. Ya berhenti dong. Itu saja," tandas Ahok.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(NIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan