Jakarta: Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin mengungkapkan warga yang datang ke Ibu Kota mayoritas berbekal ijazah pendidikan tamatan SMA. Kemudian, 50 persen warga pendatang juga tidak memiliki penghasilan.
"Memang trennya dari beberapa tahun belakangan ini yang datang ke Jakarta itu hampir 75 persen mereka adalah SMA sederajat ke bawah. Hampir 50 persen mereka tidak punya penghasilan," kata Budi di Balai Kota DKI, Selasa, 14 Februari 2023.
Menurut dia, fenomena ini harus mendapat perhatian. Sebab, sebagian warga lainnya yang datang ke Jakarta memiliki pendidikan terakhir SMP dan SD.
"Ini yang perlu kita cermati dan sikapi dengan baik terkait tren pendatang dalam beberapa tahun di Jakarta. Sehingga kita lihat mereka yang datang ke Jakarta adalah mereka yang pendidikannya SMA ke bawah dan tengahnya enggak punya keterampilan," tuturnya.
Dinas Dukcapil melakukan sejumlah langkah. Di antaranya, melakukan pembinaan dan sosialisasi program tertib administrasi kependudukan. Selain itu, Pemprov DKI membuka berbagai program pelatihan untuk membantu para pendatang mencari mata pencarian.
"Kita lakukan sosialisasi ke mereka, kita lakukan pembinaan ke mereka dan kita berkoordinasi dengan beberapa SKPD lainnya terkait penanganan bagi mereka yang tidak punya keterampilan," tutur Budi.
Menurut data Dinas Dukcapil DKI Jakarta, jumlah pendatang ke Ibu Kota naik setiap tahun. Pada 2020, jumlah pendatang 113.814 orang. Jumlah pendatang naik 18,55 persen pada 2021 yakni 139.740 orang. Kemudian, menurut data semester I 2022, ada 151.752 warga pendatang atau naik 7,92 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)
DKI Jakarta Budi Awaluddin mengungkapkan warga yang datang ke Ibu Kota mayoritas berbekal ijazah pendidikan tamatan SMA. Kemudian, 50 persen warga pendatang juga tidak memiliki penghasilan.
"Memang trennya dari beberapa tahun belakangan ini yang datang ke Jakarta itu hampir 75 persen mereka adalah SMA sederajat ke bawah. Hampir 50 persen mereka tidak punya penghasilan," kata Budi di Balai Kota DKI, Selasa, 14 Februari 2023.
Menurut dia, fenomena ini harus mendapat perhatian. Sebab, sebagian warga lainnya yang datang ke Jakarta memiliki pendidikan terakhir SMP dan SD.
"Ini yang perlu kita cermati dan sikapi dengan baik terkait tren pendatang dalam beberapa tahun di Jakarta. Sehingga kita lihat mereka yang datang ke
Jakarta adalah mereka yang pendidikannya SMA ke bawah dan tengahnya enggak punya keterampilan," tuturnya.
Dinas Dukcapil melakukan sejumlah langkah. Di antaranya, melakukan pembinaan dan sosialisasi program tertib administrasi kependudukan. Selain itu,
Pemprov DKI membuka berbagai program pelatihan untuk membantu para pendatang mencari mata pencarian.
"Kita lakukan sosialisasi ke mereka, kita lakukan pembinaan ke mereka dan kita berkoordinasi dengan beberapa SKPD lainnya terkait penanganan bagi mereka yang tidak punya keterampilan," tutur Budi.
Menurut data Dinas Dukcapil DKI Jakarta, jumlah pendatang ke Ibu Kota naik setiap tahun. Pada 2020, jumlah pendatang 113.814 orang. Jumlah pendatang naik 18,55 persen pada 2021 yakni 139.740 orang. Kemudian, menurut data semester I 2022, ada 151.752 warga pendatang atau naik 7,92 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)