Jakarta: Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkap jumlah terduga kasus gagal ginjal akut progresif atipikal. Per 8 November 2022, tercatat ada 154 kasus.
"Dari 154 ini, yang berdomisili di DKI Jakarta sebanyak 100 orang," kata Widyastuti saat ditemui selepas Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta pada Selasa, 8 November 2022.
Widyastuti menjelaska Dinas Kesehatan DKI mulai membedakan kasus terduga dan terkonfirmasi. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan tanggal 4 November menjadi kasus probable, suspect, confirm, dan exclude.
Ia juga menjelaskan kasus terkonfirmasi yakni sampel darah pasien ditemukan kandungan etilen glikol (EG) dan detilen glikol (DEG). Sedangkan, kasus terduga atau probable adalah pasien mengalami anuria atau oliguri.
"Oliguri itu pengurangan frekuensi volume air seni, sedangkan anuria itu tidak keluar sama sekali," jelasnya
Kemudian, Widya menjelaskan bahwa yang termasuk kasus suspek gagal ginjal akut adalah pasien yang dalam sampel darahnya terjadi peningkatan kadar uranium dan keratinnya. Selain itu, Widya menegaskan sejak 31 Oktober sudah tidak ada kasus baru di DKI Jakarta.
"Jadi kami sudah melakukan pemantauan, tapi RS di DKI Jakarta itu menerima rujukan dari berbagai daerah, kalaupun ada kasus baru tidak di DKI," ujar dia.
(Fadhilla Syarafina)
Jakarta: Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkap jumlah terduga kasus
gagal ginjal akut progresif atipikal. Per 8 November 2022, tercatat ada 154 kasus.
"Dari 154 ini, yang berdomisili di DKI Jakarta sebanyak 100 orang," kata Widyastuti saat ditemui selepas Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta pada Selasa, 8 November 2022.
Widyastuti menjelaska Dinas Kesehatan
DKI mulai membedakan kasus terduga dan terkonfirmasi. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan tanggal 4 November menjadi kasus
probable, suspect, confirm, dan
exclude.
Ia juga menjelaskan kasus terkonfirmasi yakni sampel darah pasien ditemukan kandungan etilen glikol (EG) dan detilen glikol (DEG). Sedangkan, kasus terduga atau
probable adalah pasien mengalami anuria atau oliguri.
"Oliguri itu pengurangan frekuensi volume air seni, sedangkan anuria itu tidak keluar sama sekali," jelasnya
Kemudian, Widya menjelaskan bahwa yang termasuk kasus suspek
gagal ginjal akut adalah pasien yang dalam sampel darahnya terjadi peningkatan kadar uranium dan keratinnya. Selain itu, Widya menegaskan sejak 31 Oktober sudah tidak ada kasus baru di DKI Jakarta.
"Jadi kami sudah melakukan pemantauan, tapi RS di DKI Jakarta itu menerima rujukan dari berbagai daerah, kalaupun ada kasus baru tidak di DKI," ujar dia.
(Fadhilla Syarafina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)