Jakarta: Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta menyebut pengamen ondel-ondel bukan bentuk pelestarian budaya Betawi. Perbuatan itu justru melukai warga Betawi.
Kepala Disbud Iwan H Wardhana berpegangan pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Kelestarian Budaya Betawi. Pengamen ondel-ondel tak sesuai dengan aturan ini.
"Tidak (mengarah ke aturan tersebut), tapi (mengganggu) ke ketertiban umum," kata Iwan di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020.
Menurut dia, pengamen ondel-ondel mengganggu lalu lintas. Mereka juga menyalahi Perda Nomor 4 Tahun 2013 tentang Kesejahteraan Sosial.
Perda Kelestarian Budaya mengarahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) fokus pada komunitas atau lembaga kebudayaan Betawi. Pemprov akan menfasilitasi para seniman dan sanggar budaya.
Ondel-ondel yang biasa digunakan untuk mengamen diletakkan di tepi jalan kawasan Pasar Gaplok, Kramat Senen, Jakarta Pusat. Foto: MI/Ramdani
Sementara itu, pengamen dinilai tidak mengerti sejarah ondel-ondel. Pasalnya, kebanyakan pengamen hanya menggunakan satu ondel-ondel, padahal seharusnya sepasang.
"Ondel-ondel itu jelas kalau dibuat untuk mengamen atau mengemis, itu menyakitkan hati yang memiliki etnis kebetawian, termasuk saya," imbuh dia.
Jakarta: Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta menyebut pengamen ondel-ondel bukan bentuk pelestarian budaya Betawi. Perbuatan itu justru melukai warga Betawi.
Kepala Disbud Iwan H Wardhana berpegangan pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Kelestarian Budaya Betawi. Pengamen ondel-ondel tak sesuai dengan aturan ini.
"Tidak (mengarah ke aturan tersebut), tapi (mengganggu) ke ketertiban umum," kata Iwan di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020.
Menurut dia, pengamen ondel-ondel mengganggu lalu lintas. Mereka juga menyalahi Perda Nomor 4 Tahun 2013 tentang Kesejahteraan Sosial.
Perda Kelestarian Budaya mengarahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) fokus pada komunitas atau lembaga kebudayaan Betawi. Pemprov akan menfasilitasi para seniman dan sanggar budaya.
Ondel-ondel yang biasa digunakan untuk mengamen diletakkan di tepi jalan kawasan Pasar Gaplok, Kramat Senen, Jakarta Pusat. Foto: MI/Ramdani
Sementara itu, pengamen dinilai tidak mengerti sejarah
ondel-ondel. Pasalnya, kebanyakan pengamen hanya menggunakan satu ondel-ondel, padahal seharusnya sepasang.
"Ondel-ondel itu jelas kalau dibuat untuk mengamen atau mengemis, itu menyakitkan hati yang memiliki etnis kebetawian, termasuk saya," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)