Ilustrasi polusi udara. ANT/Sigid Kurniawan.
Ilustrasi polusi udara. ANT/Sigid Kurniawan.

Kemarau Memperparah Polusi Udara Jakarta

Nur Azizah • 03 Juli 2019 13:00
Jakarta: Musim kemarau disebut berkontribusi terhadap buruknya polusi udara di Jakarta. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andono mengatakan partikel debu naik atmosfer saat musim kemarau.
 
"Sekarang ini lagi El Nino. Prediksinya sampai tiga bulan ke depan akan panas terus enggak ada hujan. Kalau panas partikel yang dihasilkan aktivitas di kota akan menutup dan membentuk lapisan di atmosfer," kata Andono saat dihubungi, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2019.
 
Kemudian, partikel tersebut terakumulasi dan memperparah polusi udara di ibu kota. Andono menyebut kemarau akan menimbulkan efek inversi di atmosfer.

"Beda kalau hujan, kalau ada hujan lapisan ini terbuka, kayak dicuci kotorannya. Kayak baju kalau kena air kan kotorannya bisa hilang. Kalau kotoran di udara kena hujan juga menjadi lebih bersih," ungkap dia.
 
Baca: Pemprov DKI Abai Kesehatan Anak
 
Andono meminta warga mengurangi asap dari kendaraan bermotor. Dia mengajak warga menggunakan transportasi massal saat berpergian.
 
"Naik angkutan umum, naik TransJakarta atau MRT Jakarta," pungkas dia.
 
Alat pengukur udara AirVisual menyatakan kualitas udara di Jakarta tidak sehat pada Senin, 25 Juni 2019. Jakarta menjadi kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia.
 
AirVisual merupakan situs penyedia peta polusi daring yang tersebar di kota-kota besar di dunia. AirVisual mencatat nama Jakarta muncul dalam urutan pertama kota dengan dengan tingkat polusi tertinggi. 
 
Setelah Jakarta, ada kota Lahore di Pakistan, Hanoi di Vietnam, Dubai di Uni Emirat Arab, serta Wuhan di China yang masuk lima besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan