medcom.id, Jakarta: Berbagai macam seniman seperti manusia patung, pengamen dan seniman tato tumpah ruah di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat. Unit Pengelola Kerja (UPK) Kota Tua bakal mengatur keberadaan mereka.
Kepala UPK Kota Tua Norviandi mengatakan, keberadaan manusia patung, pengamen dan seniman tato memang jadi ciri khas tersendiri saat mengunjungi kawasan Kota Tua. Namun, keberadaan mereka akan mengganggu jika tak diatur.
Baca: Berswafoto di Kota Tua
Seperti manusia patung, Norviandi mengatakan, jumlahnya semakin hari semakin banyak. Pihaknya akan menyeleksi tokoh-tokoh atau karakter manusia patung.
"Kami melarang manusia patung tokoh hantu. Semuanya harus tokoh pahlawan," kata Norviandi kepada Metrotvnews.com, Rabu 23 Agustus 2017.
Selain itu, pengelola Kota Tua akan menyediakan space mini untuk pengamen. Masing-masing kelompok dibagi per shift untuk tampil. Kata Norviandi, hal ini untuk menghindari adanya eksploitasi anak-anak yang banyak ditemukan menjadi pengamen di kawasan Kota Tua.
"Mereka (pengamen) akan kami arahkan untuk tampil di acara-acara resmi dan kafe," ujarnya.
Baca: Warisan Ahok di Kota Tua Tinggal Kenangan
Untuk seniman rajah tubuh atau tato, pihak pengelola Kota Tua bakal melarang pembuatan tato permanen atau yang menggunakan jarum menjajakan jasanya di Kota Tua. Seniman tato temporer yang hanya diizinkan mangkal.
"Yang tato temporer kami izinkan. Yang permanen kami larang," katanya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/3NO56yyk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Berbagai macam seniman seperti manusia patung, pengamen dan seniman tato tumpah ruah di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat. Unit Pengelola Kerja (UPK) Kota Tua bakal mengatur keberadaan mereka.
Kepala UPK Kota Tua Norviandi mengatakan, keberadaan manusia patung, pengamen dan seniman tato memang jadi ciri khas tersendiri saat mengunjungi kawasan Kota Tua. Namun, keberadaan mereka akan mengganggu jika tak diatur.
Baca:
Berswafoto di Kota Tua
Seperti manusia patung, Norviandi mengatakan, jumlahnya semakin hari semakin banyak. Pihaknya akan menyeleksi tokoh-tokoh atau karakter manusia patung.
"Kami melarang manusia patung tokoh hantu. Semuanya harus tokoh pahlawan," kata Norviandi kepada
Metrotvnews.com, Rabu 23 Agustus 2017.
Selain itu, pengelola Kota Tua akan menyediakan space mini untuk pengamen. Masing-masing kelompok dibagi per shift untuk tampil. Kata Norviandi, hal ini untuk menghindari adanya eksploitasi anak-anak yang banyak ditemukan menjadi pengamen di kawasan Kota Tua.
"Mereka (pengamen) akan kami arahkan untuk tampil di acara-acara resmi dan kafe," ujarnya.
Baca:
Warisan Ahok di Kota Tua Tinggal Kenangan
Untuk seniman rajah tubuh atau tato, pihak pengelola Kota Tua bakal melarang pembuatan tato permanen atau yang menggunakan jarum menjajakan jasanya di Kota Tua. Seniman tato temporer yang hanya diizinkan mangkal.
"Yang tato temporer kami izinkan. Yang permanen kami larang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)