Jakarta: Kegiatan Earth Hour yang bakal berlangsung pada 20.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB mampu mengurangi beban listrik. PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) menaksir, beban listrik DKI pada kegiatan Earth Hour akan berkurang sekitar 5 persen.
General Manager PLN Disjaya Muhammad Ikhsan Asaad mengakui, biasanya beban puncak DKI Jakarta terjadi pada pukul 19.00 WIB. Pada waktu tersebut, beban puncak penggunaan listrik di ibu kota mencapai hingga 4.800 megawatt (MW).
Ketika hari libur, jelas dia, beban puncaknya lebih rendah lantaran banyak industri dan perkantoran libur. Ditambah dengan kegiatan Earth Hour yang berlangsung pada malam ini, beban listrik menjadi ebih rendah.
"Mungkin turun, tapi tidak signifikan. Saya kira turun sekitar 5 persen lah dari beban puncak," kata Ikhsan kepada Medcom.id, Jakarta, Sabtu, 24 Maret 2018.
(Baca juga: Pemprov Padamkan Lampu Balai Kota hingga Ikon Jakarta)
Sementara untuk siang hari, beban puncak mencapai 5.000 MW. Ikhsan menuturkan, setiap tahun masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya menghemat enegi. Kegiatan Earth Hour malam ini diakuinya sangat ditunggu masyarakat.
Malam ini, dia diminta untuk membuka acara Earth Hour di Balai Kota DKI Jakarta. "Makin ke sini orang makin sadar. Ada gerakan-gerakan yang dilakukan pemerintah. Seperti malam ini saya diminta hadir di Kantor Gubernur, Balai Kota," ungkap dia.
(Baca juga: Dukung Earth Hour, Bandara Ngurah Rai Padamkan Listrik)
Kegiatan Earth Hour 2018 merupakan gerakan mematikan lampu selama 60 menit dari pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Kegiatan ini diusung sebagai bentuk kepedulian pada perubahan iklim dunia. Tak hanya Indonesia, gerakan ini juga dilakukan di berbagai belahan negara.
Jakarta: Kegiatan
Earth Hour yang bakal berlangsung pada 20.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB mampu mengurangi beban listrik. PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) menaksir, beban listrik DKI pada kegiatan
Earth Hour akan berkurang sekitar 5 persen.
General Manager PLN Disjaya Muhammad Ikhsan Asaad mengakui, biasanya beban puncak DKI Jakarta terjadi pada pukul 19.00 WIB. Pada waktu tersebut, beban puncak penggunaan listrik di ibu kota mencapai hingga 4.800 megawatt (MW).
Ketika hari libur, jelas dia, beban puncaknya lebih rendah lantaran banyak industri dan perkantoran libur. Ditambah dengan kegiatan
Earth Hour yang berlangsung pada malam ini, beban listrik menjadi ebih rendah.
"Mungkin turun, tapi tidak signifikan. Saya kira turun sekitar 5 persen lah dari beban puncak," kata Ikhsan kepada Medcom.id, Jakarta, Sabtu, 24 Maret 2018.
(Baca juga:
Pemprov Padamkan Lampu Balai Kota hingga Ikon Jakarta)
Sementara untuk siang hari, beban puncak mencapai 5.000 MW. Ikhsan menuturkan, setiap tahun masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya menghemat enegi. Kegiatan
Earth Hour malam ini diakuinya sangat ditunggu masyarakat.
Malam ini, dia diminta untuk membuka acara
Earth Hour di Balai Kota DKI Jakarta. "Makin ke sini orang makin sadar. Ada gerakan-gerakan yang dilakukan pemerintah. Seperti malam ini saya diminta hadir di Kantor Gubernur, Balai Kota," ungkap dia.
(Baca juga:
Dukung Earth Hour, Bandara Ngurah Rai Padamkan Listrik)
Kegiatan
Earth Hour 2018 merupakan gerakan mematikan lampu selama 60 menit dari pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Kegiatan ini diusung sebagai bentuk kepedulian pada perubahan iklim dunia. Tak hanya Indonesia, gerakan ini juga dilakukan di berbagai belahan negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(HUS)