Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengeklaim skema penyaluran bantuan sosial tunai (BST) covid-19 DKI Jakarta lebih baik daripada pemerintah pusat. Pasalnya, tak ada pihak perantara.
Ia mengatakan ada dua skema penyaluran BST tahap dua. Pertama, uang tunai DKI yang diberikan melalui Bank DKI. Kedua, penerima bantuan mengambil uang melalui ATM atas nama mereka sendiri.
"Sehingga, tidak ada pungli, tidak ada pemotongan, dan pasti sampai," kata Ariza dalam diskusi daring, Rabu, 10 Maret 2021.
Sementara itu, skema BST pemerintah pusat adalah memberikan dana secara tunai melalui PT Pos Indonesia ke rumah warga. Potensi berkurangnya uang cukup besar, baik sengaja atau tidak.
Baca: Penerima BST Bandel Bakal Ditindak Tegas
"Umpamanya bisa juga uangnya berkurang, atau jumlahnya berkurang yang tidak sengaja, salah hitung dan sebagainya, kurang masukkan (ke dalam amplop)," kata Ariza.
Dia juga membeberkan potensi pengurangan yang disengaja seperti pengantar amplop yang tidak jujur. Atau ketidakjujuran antaranggota keluarga saat menerima BST.
"Jadi memang kalau uang tunai itu masih ada potensi tidak utuh sampai di rumah," kata Ariza.
BST DKI tahap dua didistribusikan pada pekan kedua Maret 2021. Bantuan itu disalurkan kepada 1.805.216 kepala keluarga (KK).
Jakarta: Wakil Gubernur
DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengeklaim skema penyaluran bantuan sosial tunai (BST)
covid-19 DKI Jakarta lebih baik daripada pemerintah pusat. Pasalnya, tak ada pihak perantara.
Ia mengatakan ada dua skema penyaluran
BST tahap dua. Pertama, uang tunai DKI yang diberikan melalui Bank DKI. Kedua, penerima bantuan mengambil uang melalui ATM atas nama mereka sendiri.
"Sehingga, tidak ada pungli, tidak ada pemotongan, dan pasti sampai," kata Ariza dalam diskusi daring, Rabu, 10 Maret 2021.
Sementara itu, skema BST pemerintah pusat adalah memberikan dana secara tunai melalui PT Pos Indonesia ke rumah warga. Potensi berkurangnya uang cukup besar, baik sengaja atau tidak.
Baca: Penerima BST Bandel Bakal Ditindak Tegas
"Umpamanya bisa juga uangnya berkurang, atau jumlahnya berkurang yang tidak sengaja, salah hitung dan sebagainya, kurang masukkan (ke dalam amplop)," kata Ariza.
Dia juga membeberkan potensi pengurangan yang disengaja seperti pengantar amplop yang tidak jujur. Atau ketidakjujuran antaranggota keluarga saat menerima BST.
"Jadi memang kalau uang tunai itu masih ada potensi tidak utuh sampai di rumah," kata Ariza.
BST DKI tahap dua didistribusikan pada pekan kedua Maret 2021. Bantuan itu disalurkan kepada 1.805.216 kepala keluarga (KK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)