Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan perubahan iklim telah berdampak terhadap kondisi Indonesia. Seperti mencairnya es di Puncak Jaya, Papua, akibat kenaikan suhu dan tren cuaca ekstrem.
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan perubahan iklim telah menyebabkan tren kenaikan temperatur di Indonesia. Dalam fenomena hilang atau mencairnya es di Puncak Jaya, yaitu karena pada saat ini temperatur di permukaan es gunung tersebut sudah di atas titik beku.
"(Temperaturnya) sekitar lima derajat. Sudah dapat dipastikan beberapa tahun mendatang es yang berada di puncak gunung itu akan menghilang," ujarnya dilansir Antara, Rabu, 2 Maret 2022.
Baca: Menteri LHK Ajak Suarakan 3 Isu Prioritas Lingkungan di G20
Selain itu, perubahan iklim juga berdampak dengan kenaikan frekuensi hujan ekstrem yang terjadi di banyak daerah di Tanah Air yang menyebabkan banjir. Tak hanya hujan, kekeringan ekstrem juga berpotensi terjadi.
"Sehingga itu berdampak kepada kejadian kebakaran hutan yang berdampak lebih lanjut pada transboundary pollution (pencemaran asap lintas batas), dan berdampak kepada kegiatan ekonomi, transportasi dapat terhenti maupun dampak pada kesehatan," jelasnya.
Ardhasena menuturkan BMKG ikut memperkuat langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Termasuk, pada kegiatan pertanian dan sektor kesehatan.
BMKG melaksanakan Sekolah Lapang Iklim untuk membantu para petani agar adaptif terhadap iklim ekstrem dan perubahan iklim. Sehingga, petani dapat menyesuaikan dengan pola tanam terhadap kondisi iklim.
"Terus dilakukan juga peringatan dini untuk demam berdarah yang saat ini telah dilakukan di Jakarta, meski rencananya akan diperluas untuk daerah lainnya," jelas dia.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) memperingatkan perubahan iklim telah berdampak terhadap kondisi Indonesia. Seperti mencairnya es di Puncak Jaya, Papua, akibat kenaikan suhu dan tren
cuaca ekstrem.
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan perubahan iklim telah menyebabkan tren kenaikan temperatur di Indonesia. Dalam fenomena hilang atau mencairnya es di Puncak Jaya, yaitu karena pada saat ini temperatur di permukaan es gunung tersebut sudah di atas titik beku.
"(Temperaturnya) sekitar lima derajat. Sudah dapat dipastikan beberapa tahun mendatang es yang berada di puncak gunung itu akan menghilang," ujarnya dilansir
Antara, Rabu, 2 Maret 2022.
Baca:
Menteri LHK Ajak Suarakan 3 Isu Prioritas Lingkungan di G20
Selain itu, perubahan iklim juga berdampak dengan kenaikan frekuensi hujan ekstrem yang terjadi di banyak daerah di Tanah Air yang menyebabkan banjir. Tak hanya hujan, kekeringan ekstrem juga berpotensi terjadi.
"Sehingga itu berdampak kepada kejadian kebakaran hutan yang berdampak lebih lanjut pada
transboundary pollution (pencemaran asap lintas batas), dan berdampak kepada kegiatan ekonomi, transportasi dapat terhenti maupun dampak pada kesehatan," jelasnya.
Ardhasena menuturkan BMKG ikut memperkuat langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Termasuk, pada kegiatan pertanian dan sektor kesehatan.
BMKG melaksanakan Sekolah Lapang Iklim untuk membantu para petani agar adaptif terhadap iklim ekstrem dan perubahan iklim. Sehingga, petani dapat menyesuaikan dengan pola tanam terhadap kondisi iklim.
"Terus dilakukan juga peringatan dini untuk demam berdarah yang saat ini telah dilakukan di Jakarta, meski rencananya akan diperluas untuk daerah lainnya," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)