Jakarta: Pembangunan MRT Jakarta fase II, Bundaran HI-Kampung Bandan akan dimulai pada Desember 2018. International Cooperation Agency (JICA) telah meminjamkan uang sebesar 70.210 miliar Yen atau Rp9,4 triliun kepada pemerintah Indonesia untuk proyek tersebut.
"Pinjaman itu masuk dalam perjanjian pinjaman Official Development Assistance (ODA) antara Pemerintah Republik Indonesia dan Jepang," kata Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta, Tubagus Hikmatullah dalam ketarangan tertulisnya, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018.
Hikmatullah menyampaikan, jangka waktu peminjaman diberikan selama 40 tahun, termasuk tenggang waktu 12 tahun sejak penandatanganan perjanjian pinjaman. Penandatanganan perjanjian pinjaman tersebut adalah tahapan pertama slice loan dari total komitmen pinjaman senilai 208.132 miliar Yen atau setara Rp25 triliun.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman, dan Chief Representative JICA Indonesia, Yamanaka Shinichi di Gedung Frans Seda, Kemenkeu.
Baca: Jepang Investasikan Rp9,5 T untuk MRT Fase Dua
Dalam perjanjian pinjaman ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI bertindak sebagai executing agency, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency dan PT MRT Jakarta bertindak sebagai sub-implementing agency.
Pembangunan MRT Jakarta fase II rencananya dimulai pada Desember 2018 mendatang. Sementara target operasi dimulai pada 2024.
"Nantinya, fase I dan II ini bisa mengangkut penumpang dengan total 420 ribu per harinya," ujar Hikmatullah.
Di sisi lain, progres pembangunan MRT fase I yakni Lebak Bulus-Bundaran HI sudah mencapai 96,54%. Kereta bawah tanah ini akan mulai beroperasi pada Maret 2019.
Jakarta: Pembangunan MRT Jakarta fase II, Bundaran HI-Kampung Bandan akan dimulai pada Desember 2018. International Cooperation Agency (JICA) telah meminjamkan uang sebesar 70.210 miliar Yen atau Rp9,4 triliun kepada pemerintah Indonesia untuk proyek tersebut.
"Pinjaman itu masuk dalam perjanjian pinjaman Official Development Assistance (ODA) antara Pemerintah Republik Indonesia dan Jepang," kata Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta, Tubagus Hikmatullah dalam ketarangan tertulisnya, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018.
Hikmatullah menyampaikan, jangka waktu peminjaman diberikan selama 40 tahun, termasuk tenggang waktu 12 tahun sejak penandatanganan perjanjian pinjaman. Penandatanganan perjanjian pinjaman tersebut adalah tahapan pertama
slice loan dari total komitmen pinjaman senilai 208.132 miliar Yen atau setara Rp25 triliun.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman, dan Chief Representative JICA Indonesia, Yamanaka Shinichi di Gedung Frans Seda, Kemenkeu.
Baca: Jepang Investasikan Rp9,5 T untuk MRT Fase Dua
Dalam perjanjian pinjaman ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI bertindak sebagai executing agency, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency dan PT MRT Jakarta bertindak sebagai sub-implementing agency.
Pembangunan MRT Jakarta fase II rencananya dimulai pada Desember 2018 mendatang. Sementara target operasi dimulai pada 2024.
"Nantinya, fase I dan II ini bisa mengangkut penumpang dengan total 420 ribu per harinya," ujar Hikmatullah.
Di sisi lain, progres pembangunan MRT fase I yakni Lebak Bulus-Bundaran HI sudah mencapai 96,54%. Kereta bawah tanah ini akan mulai beroperasi pada Maret 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)