Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai melakukan pemborosan anggaran dalam pengadaan armada angkot ber-AC. Sebab, Pemprov DKI ditaksir membayar lebih dari satu juta rupiah per hari untuk jasa operator.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga memastikan bakal memanggil Dinas Perhubungan (Dishub) dan PT TransJakarta ihwal anggaran tersebut. Pihaknya akan mempertanyakan kebenaran anggaran jasa operator.
Baca: Pengguna Transportasi Umum Meningkat Saat Ganjil-genap
"Saya pikir kalau sampai segitu besar biayanya itu terlalu pemborosan, sementara jalur Jak Lingko itu hanya antar ke kampung. Artinya kalau pelayanan mau kita tingkatkan kita harus bikin kajian berapa nilai sepantasnya," ujar Pandapotan kepada Medcom.id, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021.
Komisi B, kata Pandapotan, tidak dilibatkan dalam penyusunan anggaran terkait pengadaan angkot ber AC. Sehingga, ia bakal menolak rencana Pemprov DKI, apabila anggaran untuk jasa operator tidak diubah.
"Misalnya terlalu besar dan ada potensi kerugian untuk daerah, dalam kegiatan itu kan kita pertanyakan, dan akan kita suruh dibatalkan," kata dia.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mempertanyakan proyek pengadaan unit armada angkot yang terintegrasi Jak Lingko karena dinilai terlalu mahal. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Eneng Malianasari menjelaskan jasa operator yang dimuat dalam laman E-Katalog LKPP Rp5.339 per kilometer untuk jarak tempuh 180 kilometer per hari. Selain itu, Rp5.826 per kilometer untuk jarak tempuh 200 kilometer per hari.
Artinya, setiap hari TransJakarta membayar tiap angkot Rp1.048.640 untuk jarak tempuh 180 kilometer dan Rp1.067.833 untuk jarak tempuh 200 kilometer. Program angkot ber-AC itu akan menggunakan armada Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry
"Rasanya kok tidak logis. Sebagai perbandingan, sewa mobil Kijang Innova termasuk sopir dan BBM biasanya tidak sampai Rp1 juta per hari. Padahal harga beli mobil, fitur, dan konsumsi BBM Kijang Innova jauh di atas Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry," kata Eneng melalui keterangan tertulis, Minggu, 29 Agustus 2021.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (
Pemprov) DKI Jakarta dinilai melakukan pemborosan anggaran dalam pengadaan armada angkot ber-AC. Sebab, Pemprov DKI ditaksir membayar lebih dari satu juta rupiah per hari untuk jasa operator.
Sekretaris Komisi B
DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga memastikan bakal memanggil Dinas Perhubungan (Dishub) dan PT TransJakarta ihwal anggaran tersebut. Pihaknya akan mempertanyakan kebenaran anggaran jasa operator.
Baca:
Pengguna Transportasi Umum Meningkat Saat Ganjil-genap
"Saya pikir kalau sampai segitu besar biayanya itu terlalu pemborosan, sementara jalur Jak Lingko itu hanya antar ke kampung. Artinya kalau pelayanan mau kita tingkatkan kita harus bikin kajian berapa nilai sepantasnya," ujar Pandapotan kepada
Medcom.id, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021.
Komisi B, kata Pandapotan, tidak dilibatkan dalam penyusunan anggaran terkait pengadaan angkot ber AC. Sehingga, ia bakal menolak rencana Pemprov DKI, apabila anggaran untuk jasa operator tidak diubah.
"Misalnya terlalu besar dan ada potensi kerugian untuk daerah, dalam kegiatan itu kan kita pertanyakan, dan akan kita suruh dibatalkan," kata dia.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mempertanyakan proyek pengadaan unit armada angkot yang terintegrasi Jak Lingko karena dinilai terlalu mahal. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Eneng Malianasari menjelaskan jasa operator yang dimuat dalam laman E-Katalog LKPP Rp5.339 per kilometer untuk jarak tempuh 180 kilometer per hari. Selain itu, Rp5.826 per kilometer untuk jarak tempuh 200 kilometer per hari.
Artinya, setiap hari TransJakarta membayar tiap angkot Rp1.048.640 untuk jarak tempuh 180 kilometer dan Rp1.067.833 untuk jarak tempuh 200 kilometer. Program angkot ber-AC itu akan menggunakan armada Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry
"Rasanya kok tidak logis. Sebagai perbandingan, sewa mobil Kijang Innova termasuk sopir dan BBM biasanya tidak sampai Rp1 juta per hari. Padahal harga beli mobil, fitur, dan konsumsi BBM Kijang Innova jauh di atas Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry," kata Eneng melalui keterangan tertulis, Minggu, 29 Agustus 2021.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan
Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)