Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari. Kebijakan ini akan diberlakukan mulai 13 September 2021.
"Kalau sekarang bergantian, dua pekan pertama ini kan siklus 14 hari lewat, lalu di pekan ketiga kita mulai buka sekolah tiap hari," ujar kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Nahdiana, di Jakarta, Kamis, 2 September 2021.
Saat ini, sebanyak 610 sekolah meggelar PTM terbatas secara bergantian, yakni Senin, Rabu, Jumat. Sementara itu, Selasa, Kamis, dan Sabtu sekolah ditutup untuk disemprot disinfektan. Ketika ditutup, siswa tetap melakukan kegiatan belajar mengajar secara online atau daring.
Nahdiana menjelaskan siswa tidak akan masuk setiap hari jika kebijakan itu diberlakukan. Disdik DKI akan mengatur sedemikian rupa sehingga siswa yang masuk sekolah atau mengikuti PTM bergantian karena metode pembelajaran masih menggunakan blended learning atau pembelajaran campuran.
"Karena harus bergantian. Bisa saja, katakan yang SD kali ini kelas 6. Itulah yang kita latih dalam blended learning. Karena pilihannya di sekolah, katakan rasio 32 per kelas, dengan kondisi PTM terbatas, rasionya menjadi 50 persen maksimum. Artinya (dalam sehari) anak-anak sebagian harus di rumah," kata Nahdiana.
Baca: Hasil Asesmen Nasional, Sekolah Akan Dapat Rapor Pendidikan
Nahdiana mengaku membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar PTM terbatas di DKI Jakarta bisa berlangsung lancar, tertib, dan berhasil. Panduan-panduan yang sudah ditetapkan dalam proses asesmen dan pelatihan harus ditaati dan dijalankan secara bertanggung jawab selama proses PTM.
"Apakah semua sekolah akan masuk? Kalau kita rencanakan, iya. Karena kita tidak boleh diskriminasi sekolah ini masuk, sekolah ini tidak. Tetapi sekolah yang bisa melakukan PTM terbatas adalah mereka yang sudah kita pastikan siap. Seperti apa syaratnya? Sudah ada di SKB 4 menteri, itulah yang kita tuangkan dalam instrumen kita," ujar Nahdiana.
Dia juga berharap semua lingkungan pendidikan sudah divaksinasi covid-19. Ini penting untuk menekan penyebaran covid-19 di lingkungan pendidikan, khususnya para siswa.
"Kami menyarankan untuk mengikuti program vaksin bagi mereka yang usianya 12 sampai 17 tahun. Nanti kalau tidak ada izin orang tua (agar anak divaksin dan tidak ikut PTM), kami mempersilakan belajar tanpa mengurangi hak layanan. Makanya kami melatih kesiapan sekolah buka dengan blended learning," ujar Nahdiana.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Jakarta: Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta berencana menggelar
pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari. Kebijakan ini akan diberlakukan mulai 13 September 2021.
"Kalau sekarang bergantian, dua pekan pertama ini kan siklus 14 hari lewat, lalu di pekan ketiga kita mulai buka sekolah tiap hari," ujar kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Nahdiana, di Jakarta, Kamis, 2 September 2021.
Saat ini, sebanyak 610 sekolah meggelar PTM terbatas secara bergantian, yakni Senin, Rabu, Jumat. Sementara itu, Selasa, Kamis, dan Sabtu sekolah ditutup untuk disemprot disinfektan. Ketika ditutup, siswa tetap melakukan kegiatan belajar mengajar secara
online atau daring.
Nahdiana menjelaskan siswa tidak akan masuk setiap hari jika kebijakan itu diberlakukan. Disdik DKI akan mengatur sedemikian rupa sehingga siswa yang masuk sekolah atau mengikuti PTM bergantian karena metode pembelajaran masih menggunakan
blended learning atau pembelajaran campuran.
"Karena harus bergantian. Bisa saja, katakan yang SD kali ini kelas 6. Itulah yang kita latih dalam
blended learning. Karena pilihannya di sekolah, katakan rasio 32 per kelas, dengan kondisi PTM terbatas, rasionya menjadi 50 persen maksimum. Artinya (dalam sehari) anak-anak sebagian harus di rumah," kata Nahdiana.
Baca:
Hasil Asesmen Nasional, Sekolah Akan Dapat Rapor Pendidikan
Nahdiana mengaku membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar PTM terbatas di DKI Jakarta bisa berlangsung lancar, tertib, dan berhasil. Panduan-panduan yang sudah ditetapkan dalam proses asesmen dan pelatihan harus ditaati dan dijalankan secara bertanggung jawab selama proses PTM.
"Apakah semua sekolah akan masuk? Kalau kita rencanakan, iya. Karena kita tidak boleh diskriminasi sekolah ini masuk, sekolah ini tidak. Tetapi sekolah yang bisa melakukan PTM terbatas adalah mereka yang sudah kita pastikan siap. Seperti apa syaratnya? Sudah ada di SKB 4 menteri, itulah yang kita tuangkan dalam instrumen kita," ujar Nahdiana.
Dia juga berharap semua lingkungan pendidikan sudah
divaksinasi covid-19. Ini penting untuk menekan penyebaran covid-19 di lingkungan pendidikan, khususnya para siswa.
"Kami menyarankan untuk mengikuti program vaksin bagi mereka yang usianya 12 sampai 17 tahun. Nanti kalau tidak ada izin orang tua (agar anak divaksin dan tidak ikut PTM), kami mempersilakan belajar tanpa mengurangi hak layanan. Makanya kami melatih kesiapan sekolah buka dengan
blended learning," ujar Nahdiana.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan
Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)