DKI Diminta Perbanyak Sodetan untuk Menekan Banjir
Antara • 02 November 2021 22:51
Jakarta: Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi minta Pemprov DKI Jakarta memperbanyak sodetan. Ini penting untuk meminimalisasi banjir.
"Saya menyarankan kepada Dinas Sumber Daya Air untuk perbanyal sodetan. Ini juga banyak sekali yang belum tersodet seperti di Kanal Banjir Timur di arah Manggarai itu," kata Prasetyo dilansir dari Antara, Jakarta, Selasa, 2 November 2021.
Menurut dia, sodetan sudah lama tidak dieksekusi. Seperti yang ada di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Ia meminta Gubernur Anies Baswedan untuk melakukan langkah-langkah yang bahkan tidak populer di masyarakat demi menekan banjir di Jakarta.
"Tanah-tanah itu harus disodet, tidak bisa tidak. Kalau tidak langkah lebih berani dan tidak populis, itu harus dilaksanakan," ucapnya.
Saat rapat pembahasan di Badan Anggaran nanti, dia berjanji akan mencoret alokasi anggaran yang tidak prioritas. Anggaran untuk antisipasi banjir akan didahulukan.
Baca: Ketua DPRD DKI Sebut Normalisasi Sungai Harus Dilakukan
"Jakarta itu seperti kuali, dia di bawah, yang dari atas menyiram air ke bawah, kenanya Jakarta. Karena itu dibuat suatu embung yang banyak, bukan biopori, tapi sodetan yang benar," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Jakarta menghadapi tiga tantangan, yakni banjir rob di pesisir utara DKI, hulu, dan hujan di dalam kota. Terkait ancaman dari hulu, DKI Jakarta dilalui 13 sungai yang membelah Ibu Kota.
Anies menargetkan banjir di Jakarta surut dalam waktu enam jam setelah hujan berhenti. Begitu juga luapan air sungai ditargetkan surut atau kembali ke titik normal enam jam setelah hujan berhenti.
Jakarta: Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi minta Pemprov DKI Jakarta memperbanyak sodetan. Ini penting untuk meminimalisasi banjir.
"Saya menyarankan kepada Dinas Sumber Daya Air untuk perbanyal sodetan. Ini juga banyak sekali yang belum tersodet seperti di Kanal Banjir Timur di arah Manggarai itu," kata Prasetyo dilansir dari Antara, Jakarta, Selasa, 2 November 2021.
Menurut dia, sodetan sudah lama tidak dieksekusi. Seperti yang ada di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Ia meminta Gubernur Anies Baswedan untuk melakukan langkah-langkah yang bahkan tidak populer di masyarakat demi menekan banjir di Jakarta.
"Tanah-tanah itu harus disodet, tidak bisa tidak. Kalau tidak langkah lebih berani dan tidak populis, itu harus dilaksanakan," ucapnya.
Saat rapat pembahasan di Badan Anggaran nanti, dia berjanji akan mencoret alokasi anggaran yang tidak prioritas. Anggaran untuk antisipasi banjir akan didahulukan.
Baca: Ketua DPRD DKI Sebut Normalisasi Sungai Harus Dilakukan
"Jakarta itu seperti kuali, dia di bawah, yang dari atas menyiram air ke bawah, kenanya Jakarta. Karena itu dibuat suatu embung yang banyak, bukan biopori, tapi sodetan yang benar," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Jakarta menghadapi tiga tantangan, yakni banjir rob di pesisir utara DKI, hulu, dan hujan di dalam kota. Terkait ancaman dari hulu, DKI Jakarta dilalui 13 sungai yang membelah Ibu Kota.
Anies menargetkan banjir di Jakarta surut dalam waktu enam jam setelah hujan berhenti. Begitu juga luapan air sungai ditargetkan surut atau kembali ke titik normal enam jam setelah hujan berhenti. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)