Jakarta: Dinas Kesehatan DKI Jakarta mewaspadai meningkatnya sejumlah penyakit yang timbul di musim hujan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan ada sejumlah penyakit yang berpotensi meningkat seperti Diare, Demam typhoid, Leptospira, Dermatitis, Tetanus, dan gigitan ular.
Penyakit ini juga rawan menjangkiti warga yang terkena dampak banjir di musim hujan kali ini. Ani menerangkan pihaknya melakukan antisipasi peningkatan penyakit-penyakit ini dalam beberapa tahap. Pada tahap prakrisis, Dinkes DKI menyiapkan peningkatan sumber daya kesehatan, pengelolaan risiko krisis, dan pengurangan risiko.
"Tanggap darurat ditujukan untuk merespon seluruh kondisi kedaruratan secara cepat dan tepat guna menyelamatkan, mencegah kecacatan lebih lanjut, dan memastikan program kesehatan berjalan sesuai standar minimal pelayanan," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat, 12 Januari 2024.
Kemudian, pada tahap pascakrisis ditujukan untuk mengembalikan kondisi sistem kesehatan seperti pada kondisi prakrisis.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Lies Dwi Oktavia mengatakan untuk tingkat okupansi bed di fasilitas kesehatan saat ini masih sedikit. Masih banyak ketersediaan fasilitas perawatan di faskes di DKI Jakarta.
Dia mengimbau warga bergerak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (menguras tampungan air, menutup tampungan air, dan mengubur barang bekas). Ini untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Pada 2023, total ada 3.905 kasus DBD di DKI Jakarta. Kasus terbanyak muncul pada Januari, yakni 525 kasus disusul kasus pada April 499 kasus.
"Memang naiknya biasanya pada musim pancaroba atau saat naik-naiknya musim hujan seperti di Januari," terang Lies di Balai Kota.
Ia juga mengimbau warga yang terdampak banjir agar tidak sembarangan berjalan menembus genangan air karena berisiko terkena penyakit Leptospira. Penyakit ini disebabkan bakteri yang terkandung di air seni tikus.
"Saat kering, tikus kan bersarang di tempat kering. Ketika banjir ya dia akan ikut naik dan kencingnya mencemari air genangan ya. Nah, itu bisa tertular dari situ," ujarnya.
Lies menyatakan agar ketika terpaksa menerjang genangan air warga sebaiknya memakai alas kaki. Selain itu, jika memiliki luka luar, maka hindari terkena genangan karena rentan terpapar bakteri. Jika mengalami gejala Leptospira, masyarakat diimbau segera memeriksakan diri ke faskes terdekat.
"Gejalanya yakni demam, nyeri di betis dan juga kulit menjadi kuning," jelasnya.
Jakarta: Dinas Kesehatan DKI Jakarta mewaspadai meningkatnya sejumlah penyakit yang timbul di
musim hujan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan ada sejumlah penyakit yang berpotensi meningkat seperti Diare, Demam typhoid, Leptospira, Dermatitis, Tetanus, dan gigitan ular.
Penyakit ini juga rawan menjangkiti warga yang terkena dampak
banjir di musim hujan kali ini. Ani menerangkan pihaknya melakukan antisipasi peningkatan penyakit-penyakit ini dalam beberapa tahap. Pada tahap prakrisis, Dinkes DKI menyiapkan peningkatan sumber daya kesehatan, pengelolaan risiko krisis, dan pengurangan risiko.
"Tanggap darurat ditujukan untuk merespon seluruh kondisi kedaruratan secara cepat dan tepat guna menyelamatkan, mencegah kecacatan lebih lanjut, dan memastikan program kesehatan berjalan sesuai standar minimal pelayanan," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat, 12 Januari 2024.
Kemudian, pada tahap pascakrisis ditujukan untuk mengembalikan kondisi sistem kesehatan seperti pada kondisi prakrisis.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Lies Dwi Oktavia mengatakan untuk tingkat okupansi bed di fasilitas kesehatan saat ini masih sedikit. Masih banyak ketersediaan fasilitas perawatan di faskes di DKI Jakarta.
Dia mengimbau warga bergerak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (menguras tampungan air, menutup tampungan air, dan mengubur barang bekas). Ini untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Pada 2023, total ada 3.905 kasus DBD di DKI Jakarta. Kasus terbanyak muncul pada Januari, yakni 525 kasus disusul kasus pada April 499 kasus.
"Memang naiknya biasanya pada musim pancaroba atau saat naik-naiknya musim hujan seperti di Januari," terang Lies di Balai Kota.
Ia juga mengimbau warga yang terdampak banjir agar tidak sembarangan berjalan menembus genangan air karena berisiko terkena penyakit Leptospira. Penyakit ini disebabkan bakteri yang terkandung di air seni tikus.
"Saat kering, tikus kan bersarang di tempat kering. Ketika banjir ya dia akan ikut naik dan kencingnya mencemari air genangan ya. Nah, itu bisa tertular dari situ," ujarnya.
Lies menyatakan agar ketika terpaksa menerjang genangan air warga sebaiknya memakai alas kaki. Selain itu, jika memiliki luka luar, maka hindari terkena genangan karena rentan terpapar bakteri. Jika mengalami gejala Leptospira, masyarakat diimbau segera memeriksakan diri ke faskes terdekat.
"Gejalanya yakni demam, nyeri di betis dan juga kulit menjadi kuning," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)