Jakarta: Lonjakan pengguna transportasi umum akibat penerapan sistem ganjil genap telah diantisipasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejumlah strategi yang diterapkan membuat membuat penumpang transportasi publik hanya naik 4 persen.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut, kapasitas kursi di transportasi umum ditambah seiring pemberlakukan ganjil genap. Jaga jarak antar penumpang tetap dijalankan sesuai protokokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
"Jumlah tempat duduk yang kami berikan tambah 25 persen. Sebelum ganjil genap diterapkan 60 persen, setelah gage ditambah," ujar Syafrin di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu, 6 September 2020.
Baca: Peningkatan Pengguna Kendaraan Umum di Jakarta Hanya 4%
Walau kapasitas angkutan ditambah, peningkatan signifikan penumpang tidak terjadi. Dia pun memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat di tranportasi umum. Penumpang yang tidak menaati protokol kesehatan tidak diperkenankan masuk.
"Kami tetap menganggap jaga jarak di layanan akutan umum itu menjadi prioritas, sehingga kita mampu menekan penularan di angkutan umum," tuturnya.
Sebelumnya, Satgas Penangan Covid-19 menyebut ganjil genap berpotensi menyebabkan peningkatan kasus covid-19. Sebab, banyak masyarakat beralih dari transportasi pribadi ke umum.
Jakarta: Lonjakan pengguna transportasi umum akibat penerapan
sistem ganjil genap telah diantisipasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejumlah strategi yang diterapkan membuat membuat penumpang transportasi publik hanya naik 4 persen.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut, kapasitas kursi di transportasi umum ditambah seiring pemberlakukan ganjil genap. Jaga jarak antar penumpang tetap dijalankan sesuai protokokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
"Jumlah tempat duduk yang kami berikan tambah 25 persen. Sebelum ganjil genap diterapkan 60 persen, setelah gage ditambah," ujar Syafrin di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu, 6 September 2020.
Baca:
Peningkatan Pengguna Kendaraan Umum di Jakarta Hanya 4%
Walau kapasitas angkutan ditambah, peningkatan signifikan penumpang tidak terjadi. Dia pun memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat di tranportasi umum. Penumpang yang tidak menaati protokol kesehatan tidak diperkenankan masuk.
"Kami tetap menganggap jaga jarak di layanan akutan umum itu menjadi prioritas, sehingga kita mampu menekan penularan di angkutan umum," tuturnya.
Sebelumnya, Satgas Penangan
Covid-19 menyebut ganjil genap berpotensi menyebabkan peningkatan kasus covid-19. Sebab, banyak masyarakat beralih dari transportasi pribadi ke umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)