Jakarta: Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menilai sistem layanan Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur memprihatinkan. Pemerintah pusat diminta memperbaiki hal tersebut.
“Saya mendukung perbaikan pengelolaan Terminal Pulo Gebang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub),” kata Azas di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.
Dia menilai kondisi Terminal Pulo Gebang memprihatinkan lantaran tidak ada akses, semrawut, kotor, dan tidak nyaman. Hal ini, kata Azas, tidak sesuai dengan tujuan awal pembangunan terminal.
“Awalnya terminal ini dibangun untuk membangun layanan terpadu angkutan umum di Jakarta, juga direncanakan menjadi terminal paling akses dan nyaman,” ujarnya.
Analis kebijakan transportasi itu menjelaskan awalnya Terminal Pulo Gebang digadang-gadang sebagai terminal termegah se-Asia Tenggara. Namun, justru kalah dari negara tetangga, Malaysia.
(Baca juga: Dishub DKI Bantah Ada Terminal Bayangan)
Dia mengatakan negeri jiran sudah memiliki terminal megah, dengan akses sangat mudah serta terintegrasi 10 moda kereta dan bus jarak jauh maupun dekat dari Kuala Lumpur.
“Kondisi terminal sangat nyaman, informatif, aman dan sangat bersih,” imbuh dia.
Azas juga menyoal adanya calo di terminal. Dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperbaiki pengelolaan terminal Pulo Gebang agar lebih baik dan maksimal.
Sebelumnya, kritik soal terminal ini juga datang dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia menyebut bakal mengambil alih pengelolaan Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta dianggap tak becus mengurus terminal-terminal bayangan sehingga membuat terminal utama seperti Pulo Gebang tak beroperasi optimal.
"Kita minta itu (terminal bayangan) diperbaiki kalau enggak kita ambil alih ," katanya di Gedung Menteri Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Mei 2019.
Dia mengungkap pengambilalihan tersebut lantaran operator-operator bus mengeluh dengan adanya terminal bayangan di ibu kota. Langkah itu dinilai perlu agar Pemprov DKI bertindak tegas.
Dia meminta agar para operator bus tetap bertahan di Terminal Pulo Gebang. Serta meningkatkan pelayanan dan fasilitas di terminal tersebut.
Jakarta: Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menilai sistem layanan Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur memprihatinkan. Pemerintah pusat diminta memperbaiki hal tersebut.
“Saya mendukung perbaikan pengelolaan Terminal Pulo Gebang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub),” kata Azas di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.
Dia menilai kondisi Terminal Pulo Gebang memprihatinkan lantaran tidak ada akses, semrawut, kotor, dan tidak nyaman. Hal ini, kata Azas, tidak sesuai dengan tujuan awal pembangunan terminal.
“Awalnya terminal ini dibangun untuk membangun layanan terpadu angkutan umum di Jakarta, juga direncanakan menjadi terminal paling akses dan nyaman,” ujarnya.
Analis kebijakan transportasi itu menjelaskan awalnya Terminal Pulo Gebang digadang-gadang sebagai terminal termegah se-Asia Tenggara. Namun, justru kalah dari negara tetangga, Malaysia.
(Baca juga:
Dishub DKI Bantah Ada Terminal Bayangan)
Dia mengatakan negeri jiran sudah memiliki terminal megah, dengan akses sangat mudah serta terintegrasi 10 moda kereta dan bus jarak jauh maupun dekat dari Kuala Lumpur.
“Kondisi terminal sangat nyaman, informatif, aman dan sangat bersih,” imbuh dia.
Azas juga menyoal adanya calo di terminal. Dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperbaiki pengelolaan terminal Pulo Gebang agar lebih baik dan maksimal.
Sebelumnya, kritik soal terminal ini juga datang dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia menyebut bakal mengambil alih pengelolaan Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta dianggap tak becus mengurus terminal-terminal bayangan sehingga membuat terminal utama seperti Pulo Gebang tak beroperasi optimal.
"Kita minta itu (terminal bayangan) diperbaiki kalau enggak kita ambil alih ," katanya di Gedung Menteri Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Mei 2019.
Dia mengungkap pengambilalihan tersebut lantaran operator-operator bus mengeluh dengan adanya terminal bayangan di ibu kota. Langkah itu dinilai perlu agar Pemprov DKI bertindak tegas.
Dia meminta agar para operator bus tetap bertahan di Terminal Pulo Gebang. Serta meningkatkan pelayanan dan fasilitas di terminal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)