medcom.id, Bekasi: Jumlah sampah dari Jakarta yang masuk ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalami peningkatan setiap tahunnya. Warga Jakarta diminta lebih bijaksana mengelola sampah.
Data dari TPST Bantargebang, pada 2014 sampah yang masuk sebanyak 5.664,58 ton per hari. Jumlahnya mengalami kenaikan pada 2015 menjadi 6.419,14 ton per hari. Jumlah itu kembali naik pada 2016 menjadi 6.561,99 ton per hari.
Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Energi Terbarukan TPST Bantargebang, Rizky Febrian, mengatakan pelaju atau commuter yang beraktivitas di Jakarta pada siang hari menyumbang sampah yang cukup besar.
"Masyarakat belum sadar untuk mengurangi sampah dari rumah. Semua masuk ke tempat sampah," kata Rizky kepada Metrotvnews.com di TPST Bantargebang, Rabu 16 Agustus 2017.
Baca: TPST Bantar Gebang Mulai Tertata di Bawah Kendali Pemprov DKI
Rizky mengatakan masyarakat bisa membantu mengurangi jumlah sampah dengan cara mengelola sendiri sampah rumah tangga. "Sampah-sampah plastik, seperti botol kemasan sebaiknya jangan dibuang ke tempat sampah. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk kerajinan," ujarnya.
Kalaupun tidak ingin memanfaatkan sampah-samlah plastik itu, masyarakat bisa menyerahkannya kepada pengepul. "Kalau diserahkan ke pengepul, saya jamin sampah itu tidak akan sampai ke sini (TPST Bantargebang) karena pengepul itu akan jual ke pabrik-pabrik untuk dimanfaatkan kembali," kata Rizky.
Sementara sampah organik, lanjut Rizky, bisa dimanfaatkan untuk kompos skala rumah tangga melalui lubang-lubang biopori.
Meskipun segi teknologi pengelolaan sampah terus dibenahi, Rizky mengatakan, usaha itu akan sia-sia jika jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang tak dikurangi. "Kalau dari hulunya saja tidak dikurangi, bagaimana mungkin gunungan sampah di TPST Bantargebang bisa berkurang," kata dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/Wb7Ozgrb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Bekasi: Jumlah sampah dari Jakarta yang masuk ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalami peningkatan setiap tahunnya. Warga Jakarta diminta lebih bijaksana mengelola sampah.
Data dari TPST Bantargebang, pada 2014 sampah yang masuk sebanyak 5.664,58 ton per hari. Jumlahnya mengalami kenaikan pada 2015 menjadi 6.419,14 ton per hari. Jumlah itu kembali naik pada 2016 menjadi 6.561,99 ton per hari.
Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Energi Terbarukan TPST Bantargebang, Rizky Febrian, mengatakan pelaju atau commuter yang beraktivitas di Jakarta pada siang hari menyumbang sampah yang cukup besar.
"Masyarakat belum sadar untuk mengurangi sampah dari rumah. Semua masuk ke tempat sampah," kata Rizky kepada
Metrotvnews.com di TPST Bantargebang, Rabu 16 Agustus 2017.
Baca: TPST Bantar Gebang Mulai Tertata di Bawah Kendali Pemprov DKI
Rizky mengatakan masyarakat bisa membantu mengurangi jumlah sampah dengan cara mengelola sendiri sampah rumah tangga. "Sampah-sampah plastik, seperti botol kemasan sebaiknya jangan dibuang ke tempat sampah. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk kerajinan," ujarnya.
Kalaupun tidak ingin memanfaatkan sampah-samlah plastik itu, masyarakat bisa menyerahkannya kepada pengepul. "Kalau diserahkan ke pengepul, saya jamin sampah itu tidak akan sampai ke sini (TPST Bantargebang) karena pengepul itu akan jual ke pabrik-pabrik untuk dimanfaatkan kembali," kata Rizky.
Sementara sampah organik, lanjut Rizky, bisa dimanfaatkan untuk kompos skala rumah tangga melalui lubang-lubang biopori.
Meskipun segi teknologi pengelolaan sampah terus dibenahi, Rizky mengatakan, usaha itu akan sia-sia jika jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang tak dikurangi. "Kalau dari hulunya saja tidak dikurangi, bagaimana mungkin gunungan sampah di TPST Bantargebang bisa berkurang," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)